Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Joko Widodo dan Media Darling

15-10-2015 | 11:21 WIB

Oleh: Amril Jambak*

TIDAK mudah bagi tokoh publik menjadi media darling. Ada beberapa prasyarat yang harus dimiliki agar orang tersebut layak dicintai oleh media. Salah satunya yang bisa menembus prasyarat tersebut adalah Presiden Joko Widodo atau yang akrab disapa Jokowi.

Apresiasi Atas Sikap Presiden Jokowi Terhadap PKI

14-10-2015 | 11:45 WIB

Oleh: Rika Prasatya*

MEDIA sosial saat ini menjadi media informasi penting dan banyak hal yang dapat dijadikan bahan awal pemberitaan. Isu yang saat ini sedang marak beredar di media sosial adalah wacana atau rencana Pemerintah/Presiden Joko Widodo meminta maaf terhadap keluarga korban Partai Komunis Indonesia (PKI).

Ayo, Bantu Pemerintah Keluar dari Krisis Ekonomi

13-10-2015 | 10:12 WIB

Oleh: Bahrul Muhit*

PELEMAHAN nilai tukar rupiah per 10 September 2015  mencapai Rp 14.322 per USD, bukan “kiamat” bagi negara Indonesia. Pelemahan ini bukan serta merta gagalnya pemerintah dalam menjalankan kebijakan perekonomian, pelemahan ini antara lain merupakan dampak tekanan ekonomi Global yang menyebabkan nilai rupiah semakin melemah terhadap dollar AS. Melemahnya rupiah, semua elemen harus dapat membantu pemerintah untuk dapat keluar dari tekanan, jangan malah diperberat dengan pendapat-pendapat minus dan juga aksi unjuk rasa karena dikhawatirkan bukan menjadi solusi malah menjadi susah  pemerintah menjaga kestabilan perekonomian.

Antara Sudirman dan Freeport, Kenapa Repot

12-10-2015 | 13:45 WIB

Oleh Engkus Munarman


"PEMERINTAH JAMIN FREEPORT", begitu judul berita utama yang diturunkan satu harian nasional edisi Jumat, 9 Oktober 2015. Judulnya ditulis dengan huruf tebal dan berukuran besar. Isi beritanya, antara lain, Sudirman Said menjamin perpanjangan operasi PT Freeport Indonesia (FI) di sini.

Pemberitaan Media Asing Tentang Papua Harus Diawasi

12-10-2015 | 10:47 WIB

Oleh: Rika Prasatya* 

BARU-baru ini Maori Television memberitakan hasil reportase berupa film pendek tentang Papua yang berjudul “Inside West Papua”. Film pendek tersebut dibuat untuk acara Native Affairs di Maori Television, dengan Adrian Stevanon sebagai Reporter/Cameramen, Karen Abplanalp sebagai Story Producer, dan Chris Anderton sebagai Editor. Mereka datang ke Papua bersama Asia New Zealand Foundation. Narasi dalam film tersebut menyatakan bahwa masyarakat asli Papua telah ditahan dan dibunuh oleh TNI/Polri karena mengibarkan bendera Bintang Kejora sebagai simbol kemerdekaan Papua dari Indonesia.

Mewaspadai Maraknya Peredaran Senjata Api Gelap

09-10-2015 | 10:52 WIB

Oleh: Achmad Irfandi*

PENEMBAKAN misterius marak terjadi di Indonesia? Tentunya hal tersebut akan meresahkan kehidupan masyarakat, setiap orang akan khawatir dan takut apabila berpergian keluar rumah. Banyak kasus penembakan misterius terjadi di kalangan masyarakat Indonesia. Dua kasus diantaranya belum diketahui siapa pihak yang bertanggung jawab atas kejadian tersebut.

Membaca Strategi Asing di Balik Manuver OPM

08-10-2015 | 11:11 WIB

Oleh: Sumitro Husada

ORGANISASI Papua Merdeka merupakan gerakan separatis yang mengancam kedaulatan dan keutuhan wilayah Republik Indonesia. Mereka melakukan dengan cara-cara sangat ekstrim dalam memecah Provinsi Papua dan Papua Barat keluar dari Pemerintahan Indonesia. Cara-cara ekstrim seperti pemberontakan yang dilakukan oleh Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat. Pembentukan sayap militer ini jelas menjadi ancaman bagi keamanan negara.

Pancasila di Tengah Kepungan Isme-Isme dan LGBT

07-10-2015 | 11:55 WIB

Oleh: Toni Ervianto*

SETIAP 1 Oktober, kita sebagai bangsa Indonesia selalu memperingati Hari Kesaktian Pancasila, sebagai momen bersyukur bangsa ini yang terhindar dari perpecahan dalam negeri, karena ada Pancasila sebagai ideologi pemersatu. Berbicara tentang ideologi negara, maka kita tidak dapat main-main dan harus serius memikirkannya, apalagi di era saat ini yang marak dengan proxy war. Ideologi tidak boleh hanya menjadi wacana, namun ideologi harus dapat menjadi nilai dan membentuk karakter bangsa.