Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Belajar dari Kasus Brexit

23-07-2016 | 12:57 WIB

Oleh: Ahsan Zoelfa*

KEMACETAN merupakan momok yang selalu hadir mewarnai mudik lebaran, khususnya di wilayah Pulau Jawa. Setiap tahunnya, sesama pemudik harus berjibaku satu sama lain untuk melewati kemacetan yang cukup menguras tenaga. Khusus pada tahun ini, terjadi kemacetan yang cukup “fenomenal” di tol Kanci-Pejagan menuju pintu keluar tol Brebes Timur, atau yang dikenal dengan nama tol Brexit (Brebes exit). Disebut “fenomenal”, karena kemacetan di wilayah Jawa Tengah tersebut dikatakan sebagai kemacetan terparah yang pernah terjadi di Indonesia.

Mencontoh Toleransi Beragama di Maluku

22-07-2016 | 12:55 WIB

Oleh: Dede August*

TREN yang mengiriskan bagi Indonesia yaitu terlalu dipusingkan dengan konflik yang mengatasnamakan isu perbedaan agama. Sebagai Negara multikultural, yang memiliki keanekaragaman baik dalam hal bahasa, suku, ras/etnis dan agama khususnya, Indonesia memang rawan terjadi konflik. Tuduhan bahwa agama ikut andil dalam memicu konflik atau bahkan sebagai sumber konflik yang terjadi antar umat beragama memang sulit dibantah. Lantas apakah momok tersebut kita biarkan terus melekat pada benak masyarakat Indonesia?

Putar Balik Arah Urbanisasi

21-07-2016 | 12:26 WIB

Oleh: Moch. Irfandi*

ARUS urbanisasi di Indonesia seakan menjadi hal unik yang selalu terjadi pasca pelaksanaan Idul Fitri di setiap tahunnya. Masyarakat Indonesia yang berasal dari pedesaan bermodal nekat berangkat menuju Jakarta untuk mengadu nasib di Ibukota. Hal ini menyebabkan tingginya tingkat urbanisasi masyarakat pada saat pelaksanaan arus balik menuju Jakarta. Jika tiap tahunnya Jakarta selalu menerima kedatangan banyak warga, apakah dampak yang diterima Jakarta dan seisinya?

 

Paradigma Pengampunan Pajak

20-07-2016 | 10:46 WIB

Oleh: Dede August*

BISINGNYA pembicaraan mengenai skandal internasional bernama Panama Papers tampaknya berhasil menumbuhkan inisiatif pemerintah untuk melegalkan kebijakan pengampunan pajak (tax amnesty) pada 28 Juni 2016 lalu. Pasalnya, Panama Papers mengungkapkan, ada sebanyak 2.961 pengusaha Indonesia yang “memarkirkan” sebagian kekayaannya di luar negeri, terutama negara-negara dengan istilah tax heaven atau terbebas dari pajak.

Urgensi Pembangunan Pangkalan Militer di Natuna

19-07-2016 | 13:02 WIB

Oleh Aprilia Fadya

JIKA melihat perkembangan pemerintahan Indonesia dengan program poros maritim, maka Indonesia berupaya membangun kekuatan laut dengan jalan penguatan armada pertahanan di laut. Salah satu program yang kontroversial adalah dengan membangun pangkalan militer di kepulauan Natuna, banyak media yang menerangkan bahwa pembangunan tersebut adalah salah satu bentuk tindakan nyata Indonesia menanggapi klaim sepihak dari Tiongkok terhadap Laut China Selatan (LCS).

 

Lindungi Anak Kita dari Vaksin Bodong

18-07-2016 | 13:05 WIB

Oleh Moch. Irfandi

TERKUAKNYA pembuatan dan beredarnya vaksin palsu belakangan ini menyita perhatian banyak pihak. Perhatian tersebut muncul dari kalangan pemerhati kesehatan, pihak yang bertanggung jawab atas pelayanan kesehatan, masyarakat, hingga pihak penegak hukum. Isu vaksin palsu ini berkaitan erat dengan kesehatan masyarakat yang mengkonsumsinya dan dikhawatirkan membawa dampak negatif jika masyarakat tidak paham dengan dampak dari penggunaan vaksin palsu. Lantas apa yang dapat kita perbuat?

Ahok, Dana Nonbujeter, dan Praktik Culas yang (di)Hidup(kan) Lagi

17-07-2016 | 11:30 WIB

Oleh : Edy Mulyadi)*

DULU ketika Pak Harto berkuasa, istilah dana nonbujeter (off budget) sangat populer. Kalau disebut nonbujeter, tentu ada dana bujeter (on budget). Yang disebut terakhir adalah rencana keuangan tahunan pemerintahan negara yang disetujui oleh Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) di tingkat pusat dan DPRD di level daerah. 

Menangkal Konflik Sosial

16-07-2016 | 13:00 WIB

Oleh: Pedro Permana*

KONFLIK sosial atau konflik antarwarga di Tanah Air menjadi salah satu persoalan besar yang mengemuka beberapa tahun belakangan ini. Kemarahan dan kekerasan seolah menggantikan sopan-santun dan jiwa gotong-royong yang dulu acap dislogankan di ruang-ruang publik. Kini cap yang gampang melekat bukan lagi bangsa yang ramah, melainkan bangsa yang gampang marah. Konflik antarwarga itu nyaris dan bertebaran hampir di seluruh daerah di NKRI.