Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Usai UAS, Siswi SDN 06 Meninggal karena Tenggelam di SMPN 28 Batam
Oleh : Ali
Rabu | 20-04-2011 | 19:15 WIB
Korban-Banjir.gif Honda-Batam

Korban Banjir - Jenazah Rifka Anita Duha, siswi SDN 06 Batam saat disemayamkan di rumahnya. Korban meninggal setelah terperosok dalam kubangan banjir di depan SMP Negeri 28 Batam pada Rabu, 20 April 2011. (foto: Ali)

Batam, batamtoday - Nasib naas menimpa Rifka Anita Duha (12), pasalnya siswi kelas VI Sekolah Dasar (SD) 06, Taman Raya Batam Center, Kelurahan Belian, Kecamatan Batam Kota ini meninggal akibat tenggelam di lokasi Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) 28 Batam di kawasan Taman Raya yang sudah menjadi langganan banjir saat hari hujan.

"Setelah selesai Ujian Akhir Semester (UAS-red.) praktek menggambar, korban pulang bersama teman-temannya," kata Dedi guru matematika SD 06 bersama Wali Kelas korban, Evi dan guru-guru lainnya, kepada batamtoday di rumah duka, perumahan Pesona Asri blok A10 No. 4 Batam Center.

Edi menceritakan, sekitar pukul 12.00 WIB, siswa dan siswi di tempat dirinya mengajar sudah pulang semua, namun korban bersama teman-temannya yakni Siti, Rianda, Palma, Dufa dan Rufia tidak langsung pulang ke rumah masing-masing, namun mereka berenam menuju ke rumah Rufia yang berada di Botania.

"Saya mau lihat rumah Rufia, kan saya belum pernah datang ke rumah kamu," kata Dedi menirukan celoteh korban berdasarkan cerita dari kelima muridnya itu.

Dedi menyebutkan murid-muridnya itu langsung menuju ke Botania dengan melewati depan SMPN 28 yang sudah lumpuh total akibat banjir karena hujan, alasannya bila melalui jalan luar maka jarak yang ditempuh lumayan jauh.

"Karena kaki korban kotor akibat banjir, korban bermaksud mencuci kakinya di lokasi banjir. Tetapi lokasi sekitar yang licin menyebabkan korban terpeleset sehingga tenggelam, namun teman-temannya tidak mampu untuk menolong meski korban sudah berteriak minta tolong," kata Dedi.

Merasa panik, lanjut Dedi, teman-teman korban meminta tolong kepada orang-orang yang memancing di sekitar SMPNegeri 28 dan ada juga yang kembali ke sekolah untuk meminta pertolongan kepada guru-gurunya.

"Sebelum kami sampai di lokasi kejadian, korban sudah berhasil diangkat dari genangan banjir oleh seseorang yang menjaring ikan dan dilarikan ke Klinik Alam Sehat (KAS), Taman Raya yang tidak jauh dari lokasi" ceritanya.

Tapi sayang, dokter di klinik tersebut menyatakan korban sampai di tempat itu dalam keadaan sudah tidak bernyawa lagi.

"Hidung korban sudah tersumbat oleh lumpur dari kubangan banjir itu," kata Dedi yang menyesalkan kejadian ini.

Dedi mengatakan Pemko Batam seharusnya bertindak cepat untuk mengantisipasi terjadinya banjir di SMP Negeri 28 mengingat telah memakan korban. Bila pemerintah tidak cepat bertindak tidak tertutup kemungkinan korban jiwa akan bertambah di lokasi tersebut, mengingat disekitar SMP Negeri 28 yang dikelilingi perumahan ini banyak terdapat anak di bawah umur yang berpotensi menjadi korban berikutnya.