Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Orangtua Yakin Syarif Pelaku Bom Bunuh Diri, Istrinya Tidak Yakin
Oleh : Tunggul Naibaho
Minggu | 17-04-2011 | 21:12 WIB
Sri-istri-MS-dlm.jpg Honda-Batam

Sri Maliha, istri Muhamd Syarif, tidak yakin kalau suaminya adalah pelaku bom bunuh diri yang tewas di Mesjid Adz-Dzikro, di halaman Mapolresta Cirebon, pada Jumat 15 April 2011. (Foto: Ist).

Cirebon, batamtoday - Mabes Polri belum bisa memastikan siapa lelaki yang tewas dalam peristiwa meledaknya bom di Mesjid Ad-Dzikro, Cirebon, yang juga adalah pelaku bom bunuh diri dalam peristiwa tersebut. Dugaan sebenarnya sudah mengarah kepada Muhamad Syarif atau Mochamad Sarip, namun Polri nampaknya masih menahan diri untuk mempublikasikan kepastian identitas lelaki itu.

Tetapi Abdul Gofur, orangtua Syarif meyakini kalau foto yang dipublish Mabes Polri pada Sabtu 16 April 2011 itu, adalah anaknya.

"Itu memang anak saya benar. Saya terakhir ketemu pada 2010, satu minggu sebelum puasa pas dia mau menikah," ujarnya kepada wartawan, Minggu 17 April 2011.

Meski sudah lebih setengah tahun tidak bertemu, namun Abdul Gofur sangat yakin kalau lelaki yang disebut sebagai pelaku bom bunuh diri itu adalah anaknya.

"Lekuk wajah itu, lekuk wajah anak saya," kata dia meyakinkan.

Selain identitas pisik, Abdul Gofur juga memberikan identitas psikis atau mental dari anaknya tersebut. Menurut dia, anaknya itu sejak bergabung dengan sebuah organisai, perilakunya jadi berubah drastis, terutama sejak tahun 2009.

"Dia menganggap kita ini semua kafir, karena hukum yang kita pakai adalah peninggalan Belanda," ungkap Gofur. Dan karena pandangan anaknya yang tiba-tiba berubah ekstrim, maka Gofur mengatakan kalau diantara dia dan Syarif kerap terjadi perdebatan  keras hingga yang menjurus kepada pertengkaran.

Sebaliknya sang istri, Sri Maliha (27), tidak yakin kalau lelaki yang disebut sebagai pelaku bom bunuh itu sebagai suaminya.

"Saya tidak yakin. Sampai sekarang tidak yakin," ujar Sri tegas di kediamanya di Gang 30 Bata, RT 3 RW 1 Dusun Senen, Desa Panjalin Kidul, Kecamatan Sumber Jaya, Kabupaten Majalengka, Minggu 17 April 2011.

Sri terlihat enggan berkomentar panjang lebar soal dugaan suaminya sebagai pelaku bom bunuh diri, dan ia mengaku tidak mengikuti pemberitaan televisi, dan ia mengaku mengetahui hal tersebut dari polisi yang datang ke rumahnya.

Pemberitaan televisi sedang marak soal bom bunuh diri yang terjadi di Mesjid Adz-Dzikro di kompleks Mapolresta Cirebon, Jumat 15 April 2011, namun Sri Maliha sebaliknya mengaku tidak mengetahui.

Tentu dia tidak berbohong, karena suaminya Sarip, berdasarkan keterangan para tetangganya anti menonton televisi dan di rumah mereka tidak ada televisi.

"Saya enggak mau komentar. Saya tidak begitu tahu. Soalnya saya tidak mengikuti (pemberitaan) di televisi. Saya hanya tahu dari polisi yang datang ke sini," ujar wanita yang sedang hamil 9 bulan ini.

sementara itu Mabes Polri, yang rencanya akan mempublikasikan identitas pelaku bom bunuh diri Cirebon, pada hari ini, Minggu, 17 April 2011, urung mengumumkan. Kadiv Humas Mabes Polri, Irjen Anton Bachrul Alam meminta pers bersabar, karena tes DNA yang dilakukan Polri belum selesai.

"Dibutuhkan waktu 3 sampai 12 hari untuk melakukan pengujian DNA," katanya kepada wartawan di Mabes Polri Jalan Trunojaya, Jakarta Selatan.

Sample darah dari orangtua Syarif kata Anton telah dibawa ke Jakarta untuk dicocokan dengan DNA Syarif. Namun, dengan alasan belum selesainya pengujian, kepastian siapa lelaki yang tewas di Mesjid Adz-Dzikro tersebut, pun jadi tertunda.

Padahal sehari sebelumnya, Sabtu 16 April 2011, Anton mengatakan akan mengumumkan kepastikan siapa pelaku bom bunuh diri itu, pada hari ini, Minggu 17 April 2011.

Kita akan umumkan pada pukul 13.00 WIB begitu kata Anton. kemarin.