Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Kerjasama Bilateral Harus Dibarengi dengan Transfer Teknologi
Oleh : Surya Irawan/Dodo
Selasa | 17-04-2012 | 08:54 WIB
teguh_juwarno.jpg Honda-Batam

Anggota DPR dari Fraksi PAN Teguh Juwarno.

JAKARTA, batamtoday - Anggota DPR dari Fraksi PAN Teguh Juwarno mengharapkan kerjasama ekonomi antara Finlandia-Indonesia juga dibarengi dengan peningkatan transfer knowledge

 

"Dengan adanya transfer knowledge diharapkan SDM Indonesia dapat berkompetensi dan meningkatkan pengetahuannya," paparnya saat menerima Parlemen Finlandia dari Komite Perdagangan yang dipimpin oleh Wakil Ketua BKSAP Andi Anzhar Cakra Wijaya, di Ruang BKSAP, Senin (16/4/2012). 

Menurutnya, selama ini Rakyat Indonesia seringkali dijadikan market/pasar semata tanpa adanya transfer teknologi di negaranya. 

"Kita meminta Finlandia mengembangkan teknologi terus menerus dan ditransfer kepada negara tujuannya," katanya. 

Dia menambahkan, Industri telekomunikasi merupakan pasar bagi berbagai negara. Ponsel yang aktif sebesar 250 juta orang sementara penduduk Indonesia 240 juta. "Saya memperkirakan hampir 60 persennya menggunakan merk HP buatan Finlandia,"terangnya. 

Pada kesempatan itu, Parlemen Finlandia menyatakan ketertarikannya untuk menjalin kerjasama dengan Pemerintah Indonesia. Pasalnya pertumbuhan Indonesia dinilai cukup fantastis. Finlandia memiliki penduduk sekitar 5.5 juta dengan PDB 200 ribu dollar, sementara pertumbuhan ekonomi sebesar 3 persen. Sebagian besar perusahaan di Finlandia bergereak di bidang telekomunikasi, dan kehutanan serta teknologinya, selain itu Finlandia sedang mengembangkan industri metal yang inovatif. 

Saat pertemuan berlangsung, sejumlah anggota Parlemen Finlandia menanyakan mengenai hubungan antara DPR RI dengan Pers, peran perempuan di Parlemen dan mekanisme di DPR RI.

 

Teguh menjelaskan, terdapat 560 orang dan sekitar 106 orangnya perempuan atau 18 persen yang duduk di parlemen. DPR prinsipnya, sepakat mendorong semakin meningkatnya peran perempuan di DPR RI.

"Dengan keterlibatan perempuan kita mengharapkan politik bisa lebih lembut dan kesan jauh dari kekerasan," katanya.  

Sementara hubungan parlemen dengan Pers, selama ini berjalan respektif dan saling membutuhkan satu sama lain. bahkan selama ini kalangan media, sering menyoroti sepak terjang DPR RI.