Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Manajemen PT Varta Minta Buruh Jaga Kondusifitas
Oleh : Dodo
Sabtu | 21-04-2012 | 11:11 WIB

BATAM, batamtoday - Manajemen PT Varta Microbattery Indonesia meminta buruh, baik permanen maupun kontrak, di perusahaan tersebut menjaga kondusifitas agar proses produksi tetap bisa berjalan seperti sedia kala. 

Puji Hartani, Human Resouces Manager PT Varta Microbattery Indonesia dalam rilis yang diterima batamtoday mengatakan sejak 12 April hingga Sabtu (21/4/2012) hari ini, operasional PT Varta terhenti dikarenakan demonstrasi yang dilakukan oleh mantan buruh PT Raja Labora Panbil (RLP) dan didukung oleh PUK FSPMI PT Varta. 

"Demonstrasi tanpa izin ini memblokade jalan masuk perusahaan, sehingga buruh Varta yang hendak bekerja tidak bisa masuk," kata Puji. 

Akibatnya, operasional perusahaan terhenti selama beberapa hari dan mengancam timbulnya kerugian besar pada perusahaan. Buruh Varta yang berjumlah lebih dari 1.000 terancam kehilangan pekerjaan apabila perusahaan terpaksa tutup beroperasi. 

"Selama 21 tahun beroperasi sejak tahun 1991, Varta telah mempekerjakan lebih dari 1.000 buruh dan 80% merupakan buruh permanen. PT Varta juga memberikan upah sesuai dengan ketentuan sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku," ujar Puji. 

Sebelumnya di bulan Januari 2012, buruh Varta yang tergabung dalam PUK FSPMI menuntut pemberian tunjangan uang perumahan dan mogok kerja pada tanggal 20 Januari. Berlanjut hingga 3 hingga 8 Februari buruh yang tergabung dalam FSPMI melakukan mogok kerja. 

"Hal tersebut mengakibatkan perusahaan kami mengalami kerugian yang cukup besar," kata Puji. 

Puji mengatakan meskipun tunjangan perumahan sudah masuk dalam komponen upah, perusahaan tetap memberikan tunjangan perumahan melalui negosiasi. Tetapi dengan kesepakatan bahwa buruh tetap menjaga agar operasional perusahaan tetap berjalan dengan normal dan kondusif. 

Pada kenyataannya produksi PT Varta menurun dan situasi belum kondusif. Apabila hal ini terus berlanjut, PT Varta tidak bisa melajutkan produksinya di Batam dan terpaksa melakukan relokasi ke daerah lain yang lebih kondusif. 

Dengan kembali terjadinya demonstrasi oleh mantan buruh PT RLP dan disusul dengan demo buruh yang bergabung dalam PUK FSPMI PT Varta dan mengakibatkan tidak bisanya perusahaan beroperasi maka PT Varta melakukan tindakan tegas. 

"Pihak manajemen memberikan laporan resmi kepada pihak kepolisian atas demonstrasi tanpa izin ini dan menuntut pihak yang terlibat atas kerugian perusahaan untuk bertanggung jawab," pungkas Puji.