Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Memperkuat Sinergitas dengan Masyarakat Tangkal Radikalisme

28-12-2021 | 14:20 WIB

Oleh Zaki Walad

RADIKALISME wajib diberantas agar tidak menghancurkan negara ini. Cara untuk menangkal penyebaran radikalisme salah satunya adalah dengan meningkatkan sinergitas antara para penegak hukum dan masyarakat.

Pernahkah Anda mendengar berita tentang radikalisme dan terorisme ketika ada pengeboman? Radikalisme memang paham yang relatif baru masuk di Indonesia, sekitar 20 tahun lalu, saat ada orde reformasi. Kebebasan pasca lepasnya belenggu dari orde sebelumnya membuat kelompok radikal bisa menyelusup dan membahayakan masyarakat, sayang sekali.

2021 Masih Menyisakan Benih-benih Instabilitas

28-12-2021 | 09:44 WIB

Oleh Bambang Soesatyo

RAGAM masalah di bidang politik, hukum dan keamanan (Polhukam) sepanjang tahun 2021 telah direspons dengan bijaksana dan efektif, sehingga stabilitas nasional di masa pandemi sekarang tetap terjaga dan kondusif.

Optimisme Bank Dunia pada Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

27-12-2021 | 14:04 WIB

Oleh Sentiaji Kurniawan

BANK Dunia optimis bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia terus mengalami perbaikan. Proyeksi ini menunjukkan bahwa program pemulihan ekonomi Pemerintah berada dalam jalur yang tepat.

Pertumbuhan ekonomi di Indonesia tentu menjadi kabar baik, Bank Dunia memperkirakan ekonomi Indonesia sepanjang tahun 2021 akan tumbuh kisaran 3,7 persen dan akan kembali meningkat pada tahun depan menjadi 5,2 persen.

Daya Saing Provinsi Kepulauan Riau

25-12-2021 | 13:04 WIB

Oleh L.N. Firdaus

SUMBER Daya Manusia (SDM) adalah penentu kekuatan daya saing. Pengungkitnya adalah nilai tambah. Yang dipersaingkan itu hanya dua, produk dan jasa.

Meskipun mutu produk dan jasa yang dihasilkan oleh manusia buatan manusia (robot) setakad ini jauh melampaui mutu yang dihasilkan oleh manusia buatan Tuhan, namun robot itu kan hasil buatan manusia juga?

Optimalisasi Pemerintah Hadapi Teror Jelang Nataru

25-12-2021 | 10:36 WIB

Oleh Abi Raharjo

LIBURAN Nataru (natal dan tahun baru) adalah masa yang rawan karena melihat ke beberapa tahun ke belakang, ada ancaman teror dari kelompok radikal. Pemerintah pun berusaha optimal mengatasi teror agar tidak ada ancaman keamanan menjelang akhir tahun.

Indonesia adalah negara majemuk tetapi hal ini tidak bisa dipahami oleh kelompok radikal dan teroris. Mereka ngotot ingin mendirikan negara khilafah dan memiliki intoleransi, dan hal ini berbahaya karena demi misinya mereka melakukan pengancaman, bahkan pengeboman. Tak heran kelompok teroris dan radikal terus diburu oleh Densus 88 antiteror.

Meneropong Jaminan Kepastian Investasi Pemerintah

24-12-2021 | 14:52 WIB

Oleh Deka Prawira

PEMERINTAH tegas menjamin kepastian investasi di Indonesia. Meskipun Mahkamah Konstitusi (MK) telah memutuskan bahwa Undang-Undang Cipta Kerja harus direvisi. Pemerintah meminta agar investor tidak panik karena kepastian penanaman modal akan tetap berlaku dan mengikat.

UU Cipta Kerja adalah kebijakan berani Pemerintah untuk meningkatkan investasi di Indonesia. Masyarakat mengapresiasi kelahiran peraturan tersebut karena merombak berbagai aturan di Indonesia.

Mengapresiasi Penangkapan Teroris Jelang Nataru

23-12-2021 | 16:20 WIB

Oleh Arif Rahman

APARAT Keamanan terus melakukan penangkapan teroris menjelang Natal dan Tahun Baru (Nataru). Masyarakat pun mengapresiasi langkah cepat penegak hukum guna mengantisipasi gangguan Kamtibmas sekaligus memberikan rasa aman kepada masyarakat.

Nataru biasanya berlangsung dengan gembira karena ada hari libur, dan ada umat yang bahagia karena sedang berhari raya. Namun suasana kekeluargaan ini bisa buyar ketika ada ancaman dari kelompok teroris. Jika melihat ke tahun-tahun ke belakang, Nataru pernah malah jadi bencana karena pengeboman dan ancaman kekerasan di tempat ibadah.

Menepis Ceramah Berbau Provokasi Penuh Kebencian

22-12-2021 | 15:04 WIB

Oleh Muhamad Yasin

PROVOKASI yang dilakukan oleh Bahar bin Smith menuai kecaman. Pasalnya, karena ia mengaku sebagai pemuka agama, tetapi malah melakukan tindakan negatif. Masyarakat menolak ceramahnya, karena bernada dendam kesumat dan tidak mencerminkan ahkhlak terpuji.

Bahar bin Smith adalah tokoh yang menjadi kontroversi karena pernah dibui setelah melakukan kekerasan pada pihak yang lemah. Selain itu, ia juga dikenal karena selalu berceramah dengan nada keras dan memprovokasi masyarakat untuk mengikuti pemikirannya. Padahal yang diceramahkan hanyalah kebencian demi kebencian yang bisa berbuah petaka.