Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Anak Dianiaya Oknum Polisi, Ibunda Joni Terpukul
Oleh : Redaksi
Minggu | 06-11-2011 | 15:56 WIB
joni-lagi.gif Honda-Batam

Joni yang masih tergolek lemah di rumahnya. 

BATAM, batamtoday - Peristiwa penganiayaan dan perampokan terhadap Joni (27), warga Bengkong, membuat Dewi (46) sangat terpukul atas nasib naas yang menimpa anaknya.

 

Dalam perbincangan dengan batamtoday, Dewi mengungkapkan rasa terpukul dan keterkejutannya saat dirinya mendengar anaknya babak belur hingga pingsan dan dirawat di Rumah Sakit Budi Kemuliaan (RSBK).

"Apa salah anak saya hingga dianiaya hingga begitu parah," kata Dewi sambil berlinang air mata, Minggu (6/11/2011).

Begitu dirinya mendapat kabar Joni dirawat di rumah sakit, Dewi langsung beranjak dari rumah bersama bersama Eni (28) istri Joni dan cucunya yang baru berusia 14 bulan.

Meski pihak rumah sakit tidak mengizinkan Joni untuk pulang ke rumah, Dewi tetap memohon agar anaknya diperkenankan untuk dirawat jalan oleh pihak keluarga di rumah.

"Kami tidak sanggup, dua malam anak saya dirawat di rumah sakit, sudah kena tagihan sebesar Rp3 juta. Itupun belum dilakukan rontgen tubuh anak saya, karena pihak rumah sakit mengatakan untuk biaya rontgen sebesar Rp800 ribu. Mana ada duit sebesar itu," terangnya.

Terkait Bripda Dd, Dewi mengatakan dirinya sudah cukup mengenal baik, ketika Joni dirawat di UGD RSBK, Dd tetap melakukan kontak kepada Dewi untuk menanyakan perkembangan kesehatan sahabatnya.

"Dia sering datang kerumah sakit, dan terus menelpon saya menanyakan perkembangan Joni," ujarnya.

Untuk biaya sebesar Rp3 juta yang harus ditanggung keluarganya, Dewi mengatakan Dd membantu dengan sedikit uang yang dimilikinya. Bantuan itu cukup membuat keluarga Joni terbantu.

"Dia (Bripda Dd-red) juga membantu biaya pengobatan anak saya sebesar Rp800 ribu, dengan dana itu kami terbantu," ujarnya seraya menyebutkan Dd terus menanyakan perkembangan Joni.

Sementara itu, Joni mengatakan saat penganiayaan dan perampokan terhadap dirinya terjadi terlihat ada tiga oknum polisi yang berada di lokasi penganiayaan itu.

"Selain Briptu Sh, ada juga Bripda Dd yang saya kenal dan satu lagi polisi saya tak kenal," kata Joni sambil menahan sakit.

Joni kembali mengatakan harta benda miliknya diambil secara paksa oleh Briptu Sh, yakni uang tunai sebesar Rp600 ribu dan sebuah telepon seluler.

Joni berharap laporan yang dilakukan oleh Freddy (adiknya), terkait peristiwa tersebut dapat ditindaklanjuti oleh aparat berwenang.

AKBP Hartono, Kabid Humas Polda Kepri yang ditemui usai pelaksanaan Shalat Idul Adha di Mapolda Kepri menyatakan pihaknya akan merespon laporan tersebut.

Pelaku sedang kita buru," kata Hartono singkat.