Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Puluhan Jamaah Umroh Kecewa Layanan Travel Delima
Oleh : Hadli
Rabu | 07-06-2017 | 16:27 WIB
Umroh-Hemat.gif Honda-Batam
Ilustrasi yang menggunakan jasa travel perjalanan Umrah (Sumber foto: wisataumrah.com)

BATAMTODAY.COM, Batam - Jamaah umroh asal Batam yang berangkat melalui travel Delima, kecewa dengan pelayanan selama 13 hari perjalanan menunaikan ibadah umroh ke Tanah Suci Mekah. Pasalnya, pihak travel tidak membimbing jamaah sepenuhnya.

R, salah satu jamaah menuturkan, sebelum berangkat umroh bimbingan sudah tidak dirasakan. Seperti tidak adanya manasik, pertemuan pun hanya tiga kali sebelum berangkat.

"Sebelumnya kami sudah koordinasi menanyakan jadwal manasik. Tapi jawaban kurang memuaskan. Sementara kami harus bekerja. Satu hari mau berangkat kami kordinasi lagi baru dibalas sore, agar datang ke pesantren," katanya lagi, Rabu (07/06/2017).

Di pesantren milik pengurus teravel tersebut yang berkokasi di Kampung Belian, Batam Center, pertemuan berlangsung sore itu. Tapi tetap saja tidak ada bimbingan Manasik. Yang ada, kata R, pengurus travel hanya memberikan jadwal keberangkatan dan kegiatan selama umroh. Selain itu tidak ada bimbingan lainnya.

Pada Rabu, 24 Mei 2017, sebanyak 23 rombongan travel Delima berangkat. Di antaranya 10 jamaah dari Batam, 11 dari Jawa serta dua orang jamaah merupakan pengurus travel berstatus suami istri.

"Di pelabuhan Batam Center, pengurus tidak dapat menunjukkan laporan rencana perjalanan ibadah umroh (LRPU) yang dikeluarkan Direktorat Jendral Penyelenggara Haji dan Umroh yang di dalamnya terdapat data perusahaan travel, biaya perjalanan serta data peserta Umroh," katanya.

R mengatakan, pengurus tidak dapat menunjukkan data yang diminta Imigrasi. Bahkan tidak berniat untuk menjemput karena jarak dari pelabuhan Batam Center dari pesantrennya tidak ada berjarak 1 kilo.

"Pengurus hanya tersenyum dan mengatakan tertinggal di rumah," katanya mencontohkan.

Pada hari itu, perjalanan menuju Singapura. Dari Singapura rombongan berangkat ke Jedah menggunakan pesawat dan dilanjutkan perjanan naik bus ke Madinah. "Di tengah jalan kami berhenti, dibelikan pihak travel sarapan pagi ala kadarnya, satu bagi dua," tuturnya.

Setelahnya menuju Hotel AL Majeedi, Madinah, rombongan tidak langsung dapat istirahat di kamar hotel. Di lantai 5 Hotel Al Majeedi, rombongan disuruh istirahat di lorong hotel tersebut. Menurut R, ada sekitar 5 jam tidur terlantar.

"Tidak ada pengurus yang stan-by di Madinah yang mempersiapkan semua kebutuhan jamaah. Katanya pengurus yang handle sendiri. 5 jam di lorong kami baru bisa istirahat di kamar," tuturnya.

Pada Jumat, 26 Mei 2017, rombogan berangkat ziarah luar, yang di antaranya ke Kota Madinah mengunjungi Masjid Quba, Jabal Uhud, Masjid Qiblatan dan kebun kurma.

Pada Sabtu dan Minggu 27-28 Mei 2017, merupakan ibadah puasa bersama. Rombongan melaksanakan acara bebas, sesuai jadwal pengurus. Melaksanakan ibadah di Masjidil Harom, Tadarus, Dzikir dan Doa serta salat tahajud.

"Tapi dalam acara bebas ini, jamaah tidak mendapatkan bimbingan dari pemilik travel. Terserah kami mau ngapain di sana pada hari itu. Seharusnya pengurus terus membimbing kami agar kami benar-benar khusuk menjalankan ibadah. Karena tujuan kami bukan jalan-jalan," ungkapnya penuh kecewa.

Pada Senin 29 Mei 2017, rombongan menunaikan Umroh di Mekah dangan mengambil Miqot di Dzulkhulaifah atau Bir Ali. "Selasanya acara bebas, terserah kami lagi mau ngapain, tidak ada bimbingan sama sekali di acara bebas," ujarnya.

Pada Jumatnya, rombongan tidak jadi berangkat lagi ke Mekkah untuk umroh kedua. Hal itu disebabkan supir bus tidak bisa menghubungi pengurus travel, dan tidak mendapat respon sama sekali.

"Jadi karena pengurus tidak bisa dihubungi, supir bus yang seharusnya mengantar kami terpaksa mengantar jamaah lain. Jadi satu harian itu kami terlantar lagi, sementara pengurus enak-enakan di dalam kamar," tutur dia.

Jadwal Umroh kedua ke Mekah dilaksanakan pada keesokan harinya. Dan pada Jumat dan Sabtu jamaah kembali mendapat acara bebas. "Terserah kami lagi mau ngapain. Di sinilah letak kekecewaan pada pihak travel," katanya kembali.

Pada Minggu 4 Juni 2017, rombongan jamaah umroh menempuh jalan Mekkah ke Jeddah, melaksanakan Tawaf Wadak dan tour mengunjungi Laut Merah, Masjid Terapung, Balad dan langsung ke Bandara. Dan tiba di Batam melalui Singapura pada Senin 5 Juni 2017.

"Karena pelayanan dari travel tidak memuaskan, pada saat perjalanan di Jeddah saya beserta istri minta lansung diantarkan ke bandara. Sampai di Singapura saya juga langsung pulang ke Batam menggunakan biaya sendiri  bersama istri, tidak lagi mengikuti travel," katanya.

R mengatakan, maksud dalam laporannya ke BATAMTODAY.COM, agar pengalaman buruk itu tidak terulang kembali pada calon jamaah umroh lainnya.

"Hati-hati dalam memilih travel. Jangan sampai seperti kami, pulang umroh tidak merasa telah umroh. Pulang hanya dengan kekecewaan pelayanan," tuturnya.

Terpisah, Andi M Yusuf, pemilik Travel Delima yang dikonfirmasi BATAMTODAY.COM, membenarkan T adalah salah satu jamaah Umroh yang menggunakan travel miliknya. Namum menurutnya, apa yang disampaikan R, semuanya tidak benar.

"Ya memang dukumen itu tertinggal. Saya memikiki kelengkapan dokumen. Untuk masalah itu (laporan rencana perjalanan ibadah umroh yang dikeluarkan Direktorat Jendral Penyelenggara Haji dan Umroh) biasalah selalu berubah aturan," kata dia.

Menurutnya, hanya 1 jam puluhan jamaahnya istirahat di lorong lantai 5 Hotel Al Majeedi. "Staf saya ketiduran 1 jam saat itu, dihubungi nomor handphonenya tidak bisa. Hanya tertidur 1 jam kok. Setelah itu jamaah bisa istirahat di kamar masing-masing," menepis yang disebut R selama 5 jam terlantar di lorong hotel menunggu pengunjung hotel cek-in.

Dalam perjalanan Umroh, Andi juga mengatakan telah menunaikan kewajibannya selama 13 hari perjalanan umroh. "Mungkin dia sentimen sama saya. Yang lain tidak ada seperti dia," kata Andi kembali.

Untuk diketahui, biaya umroh yang dikeluarkan jamaah dengan travel Delima berkisar Rp27 juta - Rp35 juta. Khusus peserta dari Batam berkisar Rp27 juta- Rp28 juta per orang. Sedangkan di luar itu seperti Jawa, berkisar Rp35 juta.

Buk Tin, salah satu jamaah dari Jawa, yang dihubungi BATAMTODAY juga membeberkan kekecewaannya, sama seperti yang dirasakan R. Tapi menurutnya tingkat kepuasan setiap orang berbeda-beda.

"Iya seperti itu, tapi tingkat kepuasan orang kan berbeda-beda. Kalau saya biasa-biasa aja. Kalau soal terlantar berjam-jam di hotel ya ada," katanya singkat.

Editor: Udin