Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Warga Negara Malaysia Ini Nekat Menodong Wanita di Batam Center
Oleh : Romi Chandra
Selasa | 06-06-2017 | 15:38 WIB
pemerasan1.gif Honda-Batam
Tersangka pemerasan. (Foto: istimewa)

BATAMTODAY.COM, Batam - Mohd Ariff bin Abdul Kadir (24), warga negara Malaysia, diamankan jajaran Satuan Sabhara Polresta Barelang karena nekat melakukan pemerasan terhadap warga Kampung Belian, Batam Canter, Senin (5/6/2017).

Kasat Sabhara Polresta Barelang, Kompol Faisal Syahroni, mengatakan, pelaku melakukan pemerasan terhadap seorang wanita bernama Juni Ernawati (40) di kediamannya, Ruko Pesona Niaga, Kampung Belian, Batam Center.

"Pelaku nekat melakukan pemerasan dan menodongkan senjata tajam pada korban. Ia meminta agar korban memberikan uangnya sebesar Rp 5 juta. Namun saat kejadian anggota kita yang melakukan patroli ada di sekitar lokasi, dan langsung mengamankan," ungkap Faisal.

Saat ini, yang bersangkutan sudah dilimpahkan ke Sat Reskrim Polresta Barelang. "Prosesnya sudah kita limpahkan ke Satreskrim," tambahnya.

Sementara Kaurbinops Sat Sabhara Polresta Barelang, Bripka Andi Hidayat mengatakan, kronologis kejadian berawal sekitar pukul 12.30 WIB, pelaku datang meminta uang sebesar Rp 5 juta rupiah sambil mengacungkan sebilah pisau kepada korban. Dikarenakan korban tidak punya uang, pelaku meninggalkan surat dan menyatakan akan datang kembali sebelum mangrib.

"Sekira pukul 17.00 WIB, pelaku datang kembali untuk meminta uang. Pada saat pelaku datang dan menagih janjinya korban berteriak dan didengar oleh warga. Kemudian melintas patroli bermotor Sabhara, sehingga melakukan penangkapan terhadap pelaku dan dibantu warga," jelasnya.

Pengakuan pelaku kepada polisi, ia masuk ke Indonesia sebagai TKI ilegal yang masuk melalui Nongsa pada bulan Januari lalu, dengan bekal uang 500 Ringgit Malaysia.

"Alasannya ingin mencari kerja di Indonesia, karena di negaranya memiliki banyak utang. Kemudian bekerja di salah satu rumah makan seputaran Tiban. Pada akhir Januari berhenti kerja dan menjadi gelandangan. Ia meminta uang itu untuk membuat paspor untuk kembali ke negaranya. Ia juga tidak mengenali korban," pungkas Andi.

Editor: Yudha