Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Perusahaan belum Hitung Kerugian

Pasca Demo Anarkis, PT MOS Karimun Lumpuh
Oleh : Nursali
Jum'at | 13-01-2017 | 11:50 WIB
Demo-rusuh-penjarahan1.jpg Honda-Batam

Demo Anarkis Karyawan PT MOS, Karimun Berlangsung Anarkis. (Foto: Nursali)

BATAMTODAY.COM, Karimun - Pasca demo anarkis disertai penjarahan dan pengerusakan aset kantor oleh ratusan buruh, Kamis (12/1/2017) kemarin, PT MOS Karimun lumpuh.

Nasrul, HRD perusahaan yang bergerak di bidang shipiyard tersebut mengatakan, nyaris seluruh inventaris kantor luluh lantak diterjang amukan masa yang bedemo menuntut gaji yang terlambat dibayar.

"Kita menyayangkan engerusakan yang dilakukan kemarin. Untuk satu dua hari ke depan, sepertinya tidak bisa melakukan apa-apa. Pada hancur semua," keluh Nasrul, Jumat (13/1/2017).

Ia juga mengatakan, sampai saat ini pihaknya belum menghitung kerugian yang dialami perusahaan atas kerusuhan tersebut. "Kita belum menghitung kerugiannya. Tapi yang jelas hampir seluruh peralatan kantor pada hancur," pungkasnya.

Sebelumnya, Kamis (12/1/2017) kemarin, ratusan buruh PT MOS melakukan aksi demo menuntut pembayaran gaji mereka. Demo buruh ini diwarnai aksi penjarahan dan pengrusakan kantor perusahaan.

Tampak, kantor manajemen PT MOS Karimun rusak parah. Kaca-kaca jendela pecah akibat dilempar benda keras. Penjarahan barang-barang elektronik dan peralatan kantor juga dilakukan oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab, memanfaatkan kejadian tersebut untuk kepentingan pribadinya.

Kapolres Karimun, Armaini yang turun langsung mengamankan aksi demo ini meminta agar para buruh mengembalikan satu unit laptop yang hilang saat kerusuhan terjadi. Sebab, katanya, seluruh dokumen perusahaan berada di dalam laptop yang hilang tersebut.

"Sekarang bagaimana gaji bapak-bapak mau dibayar, kalau laptopnya diambil? Ayo sekarang kembalikan," ujar AKBP Armaini.

Ratusan buruh pun mengaku tidak tau-menau tentang keberadaan laptop yang dimaksud. Mereka mengatakan tidak ada memungut atau menghilangkan leptop tersebut.

"Tidak ada kami yang mengambilnya," teriak para buruh.

Editor: Yudha