Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Target Produksi 16 Ribu hingga 20 Ribu Metrik Ton per Tahun

Groundbreaking Pabrik Hilirisasi Timah di Batam, Indonesia Siap Jadi Produsen Terbesar Kedua Dunia
Oleh : Aldy
Jum\'at | 24-01-2025 | 16:04 WIB
24-01_groundbreaking-pabrik-timah_01234.jpg Honda-Batam
Groundbreaking pabrik pengolahan timah --PT Batam Timah Sinergi (BTS)-- di Sei Lekop, Kecamatan Sagulung, Kota Batam, Jumat (24/1/2025). (Foto: Aldy)

BATAMTODAY.COM, Batam - PT Batam Timah Sinergi (BTS) meresmikan pembangunan pabrik pengolahan timah di Sei Lekop, Kecamatan Sagulung, Kota Batam, Jumat (24/1/2025).

Proyek dengan investasi lebih dari Rp 1 triliun ini menargetkan produksi 16.000 hingga 20.000 metrik ton senyawa kimia berbasis timah per tahun, menjadikan Indonesia produsen timah terbesar kedua di dunia setelah Tiongkok.

Groundbreaking pabrik ini sejalan dengan program pemerintah Presiden Prabowo Subianto yang mendorong hilirisasi tambang guna meningkatkan nilai tambah ekonomi dalam negeri.

Wakil Menteri Investasi dan Hilirisasi, Todotua Pasaribu, yang hadir dalam acara tersebut, menegaskan dukungan pemerintah terhadap proyek ini. "Hilirisasi adalah kunci transformasi ekonomi Indonesia. Kita ingin memaksimalkan manfaat dari sumber daya alam yang kita miliki," ujarnya.

Pabrik Berteknologi Canggih, Fokus Ekspor Global

Pabrik PT BTS dirancang dengan teknologi otomatisasi yang menjamin efisiensi dan konsistensi kualitas produk. Produk utama yang akan dihasilkan meliputi Stannic Chloride, Dimethyl Tin Dichloride (DMTCL), dan Methyl Tin Mercaptide, senyawa kimia yang banyak digunakan dalam industri global.

"Teknologi ini memungkinkan kami bersaing di pasar internasional sekaligus mendukung kebutuhan industri kimia di berbagai negara," kata Direktur PT Prima Dredge Team, Bambang Triadi Gunawan.

Saat ini, PT BTS telah mengamankan 93 persen minat produksi melalui Letter of Intent (LOI) dari berbagai negara, seperti Tiongkok, India, Amerika Serikat, Vietnam, Thailand, dan sejumlah negara Eropa.

Letak geografis Batam yang strategis dekat dengan Selat Malaka dan Singapura, infrastruktur yang memadai, serta status Free Trade Zone (FTZ) menjadi faktor utama pemilihan lokasi pembangunan pabrik. Dengan 90 persen hasil produksi ditargetkan untuk ekspor, proyek ini diharapkan memperkuat posisi Indonesia sebagai pemain utama dalam industri hilirisasi global.

Mengurangi Ketergantungan pada Ekspor Bahan Mentah

Bambang menjelaskan, tujuan utama proyek ini adalah mengurangi ketergantungan Indonesia pada ekspor bahan mentah. "Selama ini, kita menjual bahan baku ke luar negeri. Padahal, kita mampu mengolahnya di dalam negeri untuk menciptakan nilai tambah yang lebih besar," tegasnya.

Indonesia, yang memiliki cadangan timah terbesar kedua di dunia, memiliki potensi besar untuk mengembangkan industri berbasis timah. Keberhasilan proyek ini akan menempatkan Indonesia sebagai pemimpin global dalam pengolahan timah, sekaligus menciptakan lapangan kerja baru di Batam.

Dukungan Pemerintah Daerah dan Pusat

Gubernur Kepulauan Riau, Ansar Ahmad, menegaskan komitmen pemerintah daerah dalam mendukung investasi strategis ini. "Proyek ini tidak hanya akan mendorong pertumbuhan ekonomi, tetapi juga meningkatkan kesejahteraan masyarakat di Kepulauan Riau," kata Gubernur Ansar.

Ansar berharap Pemerintah Pusat terus memberikan dukungan nyata untuk mempercepat pembangunan sektor hilirisasi di wilayahnya. "Hilirisasi ini tidak hanya tentang ekonomi, tetapi juga tentang memberikan manfaat langsung kepada masyarakat di sekitar kawasan industri," tambahnya.

Target Operasi dan Manfaat Jangka Panjang

Pabrik PT BTS dijadwalkan mulai beroperasi pada pertengahan 2026. Selain menjadi tonggak transformasi industri timah Indonesia, proyek ini juga diharapkan menjadi model untuk pengembangan hilirisasi di sektor komoditas lain, seperti nikel dan bauksit.

Todotua Pasaribu menyebutkan pemerintah saat ini fokus mendorong hilirisasi 28 komoditas unggulan Indonesia. "Batam memiliki potensi besar untuk menjadi pusat industri manufaktur dan teknologi, termasuk semikonduktor dan pusat data. Proyek ini adalah langkah awal untuk mewujudkan visi besar tersebut," ujarnya.

Dengan ambisi menjadi produsen terbesar kedua di dunia, PT Batam Timah Sinergi tidak hanya berkontribusi pada perekonomian nasional, tetapi juga mempertegas peran Indonesia di panggung global dalam pengolahan sumber daya alam secara berkelanjutan.

Editor: Gokli