Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Aktor Intelektualnya Bergerilya Hilangkan Jejak

Rosa Diancam, Rutan Pondok Bambu Dikepung Peneror
Oleh : Surya/Tunggul Naibaho
Kamis | 28-04-2011 | 18:29 WIB
rutan4.jpg Honda-Batam

Rutan Pondik Bambu, Jakarta Timur.

Jakarta, batamtoday - Mirdo Rosalina Manullang tersangka kasus dugaan suap dan pengacaranya Kamaruddin Simanjuntak mengaku mendapat teror dan ancaman dari kelompok tertentu, agar keduanya tidak membocorkan nama-nama tertentu dalam kaitan kasus dugaan suap pembangunan wisma atlet SEA Games di Palembang. Nama-nama tersebut diduga kuat adalah para politisi berkuasa.

Rosa, yang kini ditahan di Rutan Pondok Bambu, Jakarta Timur, menyatakan dirinya diancam secara langsung dengan mengunjunginya ke dalam rutan, dan nampaknya, para pengancam dapat masuk secara leluasa masuk ke dalam rutan.

Demikian disampaikan Kamaruddin Simanjuntak kepada wartawan di Jakarta, Kamis, 28 April 2011. Kamarudin sendiri juga mengaku mendapat ancaman secara langsung ketika dia baru saja keluar dari dalam rutan dan hendak menuju mobilnya.

"Saya didatangi puluhan orang berbadan tegap, dan mengancam saya agar tidak membocorkan nama-nama tertentu, dan meminta saya agar mundur sebagai kuasa hukum Rosa," tutur Komaruddin.

Meski demikian, Kamaruddin tetap belum bersedia menyebut nama-nama yang diminta para penteror untuk tetap disimpan di dalam 'tenggerokan' Rosa dan dirinya sebagai kuasa hukumnya.

"Persoalan ini (teror dan intimidasi) sudah kita laporkan ke Polda," kata Kamaruddin.

Seperti diberitakan, Rosa ditangkap penyidik KPK di Lantai III Kantor Gedung Kementerian Pemuda dan Olahraga bersama dengan Sesmenpora Wafid Muharram dan pengusaha Muhammad El Idrus, pada Kamis 21 April 2011 malam. Rosa ditangkap dianggap sebagai mediator antara Sesmenpora (penerima suap) dengan pengusaha Muhammad El Idrus (pemberi suap).

Muhammda El Idrus adalah pengusaha yang membangun Wisma Atlet Asean Games di Kawasan Jakabaring Sport City dengan bendera PT Duta Graha Indonesia (DGI). Disebut-sebut Muhammad El Idrus adalah teman baik dari Bendahara Umum DPP Partai Demokrat, Muhammad Nazaruddin. Dan PT DGI juga adalah salah satu kontraktor yang rencanya akan membangun gedung DPR RI yang baru, namun karena kasus ini, PT DGI mundur.

Sedang Rosa disebut-sebut adalah staf dari Nazaruddin. Rosa sendiri diketahui berkantor di Gedung Permai Tower, Jl Warung Buncit Raya 27, Jakarta Selatan, dan sekantor dengan Nazaruddin. Namun Nazaruddin, anggota Komis III DPR RI itu telah membantah informasi ini. Dia mengatakan tidak kenal dengan Rosa dan tidak sekantor dengan Rosa.

Namun demikian, ketika KPK mendatangi gedung Permai Tower pada Jumat 22 April 2011, papan nama Permai Tower telah dicopot orang tidak dikenal sehari sebelumnya, padahal pada papan nama tersebut tertera nama-nama perusahaan yang berkantor di Gedung tersebut.

Nampaknya upaya penghilangan jejak terus dilakukan oleh pihak-pihak yang 'jantungan' karena terungkapnya kasus suap ini, dan bantahan terus dilakukan. Memang orang bebas bicara, tetapi disisi lain, orang lain juga bebas untuk tidak mau mendengar.