Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Keluarga Kawal Penyidikan Tewasnya Empat Bocah

Anak Kami Tak Meninggal di Dalam Mobil
Oleh : Hendra Zaimi
Selasa | 19-03-2013 | 18:54 WIB
konpers-ntt.jpg Honda-Batam
Keluarga keempat bocah yang tewas misterius di Pasar Cik Puan saat menggelar jumpa pers di Hotel Grand Mutiara.

BATAM, batamtoday  -- Keluarga empat bocah Bengkong yang tidak terima begitu saja pernyataan Kapolda Kepri Brigjen Pol Yotje Mende, yang menyatakan penyebab kematian empat anak mereka karena mati lemas, menyatakan akan mengawal terus penyidikan kasus kematian empat anak tak berdosa itu.


"Kami selaku keluarga besar korban akan terus mengawal penyidikan polisi terhadap kasus ini hingga benar-benar tuntas," kata salah satu tokoh masyarakat Nusa Tenggara Timur (NTT), Ibrahim Weto, dalam konfrensi pers kepada wartawan di Hotel Grand Mutiara, Selasa (19/3/2013).

Menurut Ibrahim, hingga saat ini aparat kepolisian selalu menyatakan masih melakukan proses penyidikan, namun mengapa Kapolda Kepri sudah memberikan statemen kalau anak-anak kami itu mati lemas karena kekurangan oksigen.

"Dari awal kejadian sampai dengan pemberitaan di media massa kemarin, Kapolda selalu berpendapat dari hasil pemeriksaan anak-anak kami meninggal karena mati lemas. Jika meninggal dikarenakan mati lemas maka tak tersusun seperti itu ketika mereka pertama kali ditemukan," tegasnya.

Masih kata Ibrahim, apakah pernyataan tersebut sudah berdasarkan sesuai hasil penyidikan, olah TKP, hasil visum sementara, hasil otopsi dari kedokteran forensik Polri dan Labfor Medan, sebab pernyataan itu selama sama dengan pernyataan-pernyataan sebelumnya.

"Jika memang benar itu hasil final dari hasil otopsi yang dilakukan tim kedokteran forensik Polri mengapa tak menyampaikan langsung kepada kami selaku keluarga, sesuai janji polisi selama ini," ujarnya.

Sementara itu, Ketua Umum Persatuan Keluarga Nusa Tenggara Timur (PK NTT) Rofinus Loren, menegaskan jika memang benar anak-anak mereka mati lemas, tetapi itu tidak terjadi di dalam mobil, sebelum mati lemas di luar baru dimasukan ke dalam mobil.

"Jika keempat anak kami itu memang mati lemas, mereka tak meninggal di dalam mobil, karena mereka dimasukan ke dalam mobil setelah mati lemas di luar," tegas Rofinus.

Untuk itu, keluarga besar NTT, baik dari PK NTT dan Perkit mendesak kepolisian agar mengusut kasus ini dengan melakukan penyidikan secara  tuntas.

Seperti diketahui, Kapolda Kepri Brigjen Pol Yotje Mede mengumumkan hasil otopsi pemeriksaan kedokteran forensik Polri dan Labfor Meda atas kematian empat bocah di Batam.

Kapolda memastikan kematian empat bocah itu karena kekurangan oksigen atau afiksia dan tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan di tubuh korban maupun keracunan bahan kimia.

"Hasil otopsi pemeriksaan dari kedokteran forensik Polri dan labfor Medan yang telah kita terima kematian keempat bocah di Bengkong dipastikan karena kekurangan oksigen," kata Kapolda Kepri Brigjen Pol Yotje Mende kepada batamtoday usai acara Silaturahmi Kapolda Kepri dengan tokoh masyarakat, agama, pemuda dan FKUB Provinsi Kepri di Hotel Novotel, Senin (18/3/2013).

Namun,  Yotje menegaskan pihaknya masih terus selidiki, sebab hingga kini belum ada satupun saksi yang mengetahui dan melihat apakah ada unsur pelaku yang melakukan tindakan kriminal dalam kasus tersebut.

"Inilah yang masih kita lidik, apakah dalam kasus ini keempat korban dizalimi dengan maksud tertentu, sebab tentang dugaan pembunuhan jika dikaitkan dengan kasus ini tidak ada," tegasnya.

Orang nomor satu di Polda Kepri ini bahkan memerintahkan jajarannya untuk bekerja semaksimal mungkin mengungkap kasus tersebut, sebab selain merupakan atensi untuk segera diungkap agar tak menjadi polemik di masyarakat dari dugaan-dugaan yang muncul selama ini.

"Jika nanti ada tindakan kriminal atau pembunuhan akan menjadi prestige tersendiri karena bisa mengungkap suatu kasus besar di Kepri," terang Yotje.

Editor: Dodo