Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Kinerja Bank BUMN Melemah Akibat Covid-19, Laba Anjlok Hingga 2 Digit
Oleh : Redaksi
Kamis | 20-08-2020 | 10:12 WIB
BNI-Botania11.jpg Honda-Batam
Kenerja bank BUMN melemah pada semester I tahun 2020. (Foto: Dok Batamtoday.com)

BATAMTODAY.COM, Jakarta - Kinerja bank Badan Usaha Milik Negara (BUMN) kompak melemah pada semester I 2020 akibat tekanan Covid-19. Kondisi ini tercermin dari perolehan laba empat bank BUMN yang anjlok hingga dua digit dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

Penurunan laba paling tajam dicatat oleh PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau BNI. Pada semester I 2020, BNI membukukan laba bersih sebesar Rp 4,46 triliun.

Angka ini merosot 41,54 persen dibandingkan semester I 2019 sebesar Rp 7,63 triliun. Untuk PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk atau BTN, perolehan laba hanya mencapai Rp 768 miliar, atau turun tajam 40 persen dari laba semester I 2019 yang masih bisa Rp 1,3 triliun.

Perolehan laba bank BUMN yang fokus pada pembiayaan perumahan itu memang sudah tergerus sejak awal tahun. Pada kuartal I 2020 lalu, laba BTN anjlok 36,79 persen menjadi Rp 457 miliar.

Kondisi serupa dialami oleh PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI, yang mencetak laba bersih sebesar Rp 10,2 triliun pada semester I 2020. Realisasi itu anjlok 36,88 persen dari posisi yang sama tahun lalu yang masih bisa mencapai Rp 16,16 triliun.

Sementara itu, PT Bank Mandiri (Persero) Tbk membukukan laba bersih sebesar Rp 10,29 triliun per semester I 2020. Angka itu anjlok 23,94 persen dari realisasi periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 13,53 triliun.

Direktur Utama Bank Mandiri Royke Tumilaar memaparkan biaya operasional perusahaan membengkak dari Rp 18,37 triliun menjadi Rp 19,18 triliun. Selain itu, cadangan kerugian penurunan nilai (CKPN) juga naik dari Rp 6,21 triliun menjadi Rp 10,29 triliun.

"Untuk mengantisipasi potensi ketidakpastian ekonomi ke depan, kami juga membangun pencadangan untuk memastikan terjaganya kualitas aset. Per Juni 2020, rasio coverage CKPN konsolidasi kami berada di kisaran 195,5 persen," papar Royke.

Dari sisi kinerja kredit, keempat bank pelat merah itu juga tampak lesu, hanya tumbuh satu digit. Bank BNI misalnya, hanya mencatat pertumbuhan kredit sebesar 5,0 persen, dari Rp 549,23 triliun pada semester I 2019 menjadi Rp 576,78 triliun pada semester I 2020.

Pertumbuhan kredit Bank BNI dikontribusi oleh kredit korporasi swasta yang tumbuh 12,6 persen, dari Rp 174,3 triliun menjadi Rp 196,32 triliun. Disusul, pertumbuhan kredit korporasi BUMN yang tumbuh 6,1 persen dari Rp 111,04 triliun menjadi Rp 117,8 triliun.

Untuk kredit segmen kecil dan konsumer juga menunjukkan pertumbuhan, masing-masing sebesar 3,4 persen dan dan 3,9 persen.

Bahkan, pertumbuhan kredit Bank BTN tidak mencapai satu persen pada medio pertama 2020 ini. Terpantau, penyaluran kredit dan pembiayaan BTN hanya tumbuh 0,32 persen, dari Rp 251,04 triliun pada semester I 2019 menjadi Rp 251,83 triliun.

Kinerja penyaluran kredit Bank BTN ditopang Kredit Pemilikan Rumah (KPR) subsidi yang menempati porsi sebesar 45,11 persen dari total portofolio kredit perseroan. Penyaluran KPR tumbuh 5,84 persen dari Rp 107,34 triliun menjadi Rp 113,61 triliun.

Serupa, Bank BRI juga hanya mampu mencatat kenaikan penyaluran kredit 5,23 persen dari Rp 888,32 triliun menjadi Rp 922,97 triliun pada semester I 2020. Padahal, pada periode yang sama tahun lalu, BRI mampu meraih pertumbuhan penyaluran kredit hingga 11,84 persen.

Direktur Utama BRI Sunarso mengungkapkan mayoritas kredit disalurkan kepada UMKM. Dari total pinjaman tersebut, sebesar 78,58 persen diantaranya atau senilai Rp 725,27 Triliun disalurkan ke segmen UMKM.

"Perseroan menargetkan 80 persen portofolio pinjaman BRI pada 2022 merupakan pinjaman yang disalurkan ke segmen UMKM," ungkap Sunarso.

Senada, penyaluran kredit Bank Mandiri tumbuh tipis sebesar 4 persen dari Rp835,11 triliun menjadi Rp871,66 triliun. Penyaluran kredit diberikan untuk sejumlah segmen, seperti korporasi sebesar Rp 326,2 triliun, komersial Rp 140,4 triliun, konsumer Rp 90 triliun, dan usaha kecil menengah (UKM) Rp 49,9 triliun.

Selain itu, Bank Mandiri juga menyalurkan kredit pada program Kredit Usaha Rakyat (KUR). Tercatat, perusahaan mengucurkan KUR sebesar Rp 7,03 triliun atau 39,7 persen dari target penyaluran tahun ini yang mencapai Rp 17,7 triliun.

"Jumlah penerima sebanyak 84.500 debitur. Dengan demikian outstanding KUR Bank Mandiri sejak 2015 hingga saat ini mencapai Rp3 1,5 triliun kepada 1,65 juta debitur," jelas Royke.

Sumber: CNN Indonesia
Editor: Yudha