Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Hijazi Berang Pertamina Kurangi Pasokan Gas Elpiji
Oleh : Gokli/Ocep
Rabu | 09-05-2012 | 18:32 WIB
ahmad_hijazi.JPG Honda-Batam

Ahmad Hijazi, Kepala Disperindag Batam.

BATAM, batamtoday - Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Kadisperindag) Kota Batam Ahmad Hijazi meminta PT Pertamina mencopot pimpinan Pertamina di Kepri akibat pengurangan pasokan tabung gas elpiji 3 kg.

Ahmad Hijazi mengatakan, mulai awal bulan Mei 2012 terjadi pengurangan pasokan gas elpiji ukuran 3 kg bersudsidi dari Pertamina. 

Pengurangan pasokan gas ini merupakan kebijakan sepihak oleh Pertamina tanpa pernah melakukan perundingan dengan pihak Disperindag.

"Ini merupakan pengkhianatan terhadap konversi minyak tanah ke gas elpiji ukuran 3 kg," tegas Hijazi, Rabu (9/5/2012).

Dijelaskannya, pengurangan yang dilakukan oleh Pertamina mulai awal Mei mencapai 30 persen - 40 persen yang mana jumlahnya mencapai puluhan ribu bahkan ratusan ribu tabung.

Padahal, kebijakan konversi minyak tanah ke gas elpiji ini sudah dipatuhi oleh masyarakat Batam dengan baik. Tapi, tetap juga masih terjadi pengurangan yang dilakukan sepihak oleh Pertamina.

"Kami sudah layangkan surat ke pihak Dirjen Pertamina dan Kementerian SDM memohon supaya kepala Pertamina dicopot," tegas Hijazi.

Direktur PT Dian Kerosene Pratama, Risky Suryani selaku agen resmi penyalur gas elpiji di kota Batam mengatakan, saat ini memang terjadi pengurangan pasokan dari pihak Pertamina sejak awal bulan Mei 20 persen - 45 persen.

"Pasokan gas elpiji terjadi pengurangan dari pihak Pertamina, setiap agen mengalami hal itu," sebut Risky.

Menurutnya, saat pasokan masih normal untuk daerah Bengkong dan Sagulung mereka menyalurkan sekitar 75 ribu sampai 85 ribu tabung gas perbulan.

Tapi setelah ada pengurangan ini, yang bisa disalurkan hanya sekitar 43 ribu tabung sehingga terjadi kelangkaan yang drastis bagi masyarakat.

"Tak hanya itu, di daerah Sei Beduk dan Batuampar juga terjadi pengurangan 30 persen - 45 persen," tambahnya.

Untuk daerah Sagulung, kata Risky, sewaktu normal per hari mencapai lima lory yang mana muatan per lorynya sekitar 500 tabung.

Namun, saat ini yang bisa didistribusikan hanya tiga lory saja. "Pengurangan ini terjadi lantaran terjadi pasokan dari Pertamina dikurangi," paparnya.