Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Evakuasi WNI dari Wuhan Via Batam ke Natuna, Begini Tanggapan Masyarakat
Oleh : Hendra
Sabtu | 01-02-2020 | 16:28 WIB
pro-kontra.jpg Honda-Batam
Surat permohonan izin prinsip charter flight penerbangan Batik Air yang ditujukan kepada Direktur Jendral Perhubungan Udara Kementrian Perhubungan RI. (Ist)

BATAMTODAY.COM, Batam - Sebanyak 250 WNI dari Kota Wuhan, Provinsi Hubei, China akan dievakuasi hari ini, Sabtu (1/2/2020). Evakuasi dilakukan akibat semakin mewabahnya virus corona di Kota Wuhan.

Skenario evakuasi menggunakan Maskapai Batik Air A330. Keberangkatan Soekarno-Hatta ke Wuhan dan akan kembali ke Indonesia melalui Bandara Internasional Hang Nadim, Batam, di mana kabarnya proses karantina WNI tersebut yakni di wilayah Natuna.

Menanggapi hal ini, di lingkup masyarakat sendiri kini terjadi pro kontra akan skenario evakuasi Pemerintah Indonesia.

Ajeng mantan mahasiswa UPB yang kini telah menjadi pekerja di salah satu perusahaan swasta di Kota Batam, mengatakan tidak ada masalah dengan skenario ini.

Bagi Ajeng, ini bukan persoalan setuju atau tidak setuju lagi, tetapi dia lebih menitik beratkan pada persoalan kesiapan Pemerintah Kota Batam atau Natuna dalam menghadapi masalah ini.

"Kalau menurutku ya, ini bukan persoalan setuju atau gak setuju lagi. Tetapi masalah kesiapan menghadapi masalah ini. Di satu sisi mereka juga manusia ditambah lagi WNI, ya masa iya mau diasingkan," ujarnya, Sabtu (1/2/2020).

Lanjutnya, meski begitu, di satu sisi pasti ada rasa khawatir di dalam diri masyarakat. Kekhawatiran itu berupa bagaimana jika semuanya berjalan tidak baik-baik saja dalam proses evakuasi dan karantina ini.

"Di satu sisi ya khawatir. Khawatir kalau semuanya berjalan gak baik-baik aja," tambahnya.

Sementara itu, Kemal salah seorang pekerja bank di Kota Batam mengenai hal ini, terutama tentang proses karantina di Natuna mempertanyakan apakah pemerintah dalam menyiapkan skenario ini telah memikirkan infrastruktur kesehatan di Natuna.

Baginya malah Batam lebih siap untuk hal ini. "Negatif....Emangnya infrastruktur kesehatan di Natuna siap?" tanyanya.

Saat ditanyakan jika ditempatkan di Batam, dia mengatakan lebih setuju jika penempatannya di Batam. "Saya juga simpati dengan korban atau yang terdampak virus corona. Padahal not as easily as sars, mers," terangnya.

Selain itu, Flavia Donella, salah seorang mahasiswa, mengatakan hal yang sama dengan Ajeng. Baginya kesiapan medis di Batam dan Natuna adalah hal yang lebih utama dari pada narasi setuju dan tidak setuju ini.

"Sebagai orang awam, aku ngga tau sih seberapa siap tim medis di Batam maupun Natuna menangani ini. Tetapi kalau memang ini instruksi Pemerintah Pusat, masa iya mereka nggak ada pertimbangan ataupun rencana yang matang," ungkapnya.

"Secara di Batam kan penduduknya juga jutaan, kalo ntar pada tertular kan mereka juga yang repot," sambungnya lagi.

Hanya saja, dia tambahkan, dalam menanggapi hal ini baginya lebih menitik beratkan pada kesadaran diri untuk tetap hidup bersih dan antisipasi dini seperti memakai masker jika ke luar rumah.

"Kalo aku sih jaga-jaga aja. Pake masker ke mana-mana. Percaya aja deh sama pemerintah," tutupnya.

Editor: Gokli