Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Tunggu Hasil Laboratorium 3-4 Hari

Ini Kronologis Seorang Pasien Suspect Corona Dirawat di RSUD Embung Fatimah
Oleh : Hendra
Kamis | 30-01-2020 | 17:04 WIB
dugaan-corona.jpg Honda-Batam
Dinas Kesehatan bersama manajemen RSUD Embung Fatimah Batam saat menyampaikan keterangan pers terkait dugaan seorang pasien terpapar virus corona, Kamis (30/1/2020). (Foto: Hendra)

BATAMTODAY.COM, Batam - Salah seorang warga Batam yang bekerja sebagai anak buak kalal (ABK) tugboat di Singapura, hingga hari ini masih dirawat secara intensif di ruangan isolasi rawat inap RSUD Embung Fatimah.

Sejauh ini, pasien atas Rahmat (40) itu mengalami demam, batuk, pilek dan sakit tenggorokan, namun disampaikan juga kemungkinan suspect (diduga) corona, yang masuk ke RSUD RSUD Embung Fatimah sejak 29 Januari lalu.

Adanya pasien suspect (diduga) corona ini diisampaikan Kepala Dinas Kesehatan Kota Batam, Didi Kusmajardi didampingi Direktur RSUD Embung Fatimah, Ani Dewiyana, Kamis (30/1/2020).

"Hanya saja, kepastian mengenai dugaan tersebut harus menunggu hasil laboratorium dari Jakarta, terhitung 3 sampai 4 hari kerja," ujar Didi Kusmajardi.

Untuk antisipasi dini terhadap kasus virus yang sedang marak ini, manajemen RSUD mengatakan untuk sementara waktu harus menempatkan pasien tersebut di ruang isolasi rawat inap.

Jika hasilnya nanti positif maka akan dilakukan penangan selanjutnya, namun jika negatif maka pasien tersebut segera akan bisa keluar dari rumah sakit.

Hal lainya, berdasarkan informasi yang disampaikan saat press conference disebutkan alasan kenapa sejauh ini pasien tersebut harus dirawat inap secara intensif di RSUD, yakni sebagai berikut:

Pada tanggal 22 Januari pasien bertolak ke Batam dari Singapura, hingga tanggal 25 Januari pasien yang berada di rumahnya itu terkena pilek, batuk dan merasakan demam.

Lanjut pada tanggal 26 Januari pasien balik ke Singapura untuk kembali bekerja, ia selama ini adalah pekerja tagboat di negeri singa putih tersebut.

Kemudian, pada tanggal 27 Januari pasien mulai merasa demam kembali, hingga 29 Januari atas saran kapten kapal dan crew kapal lainnya (teman kerja pasien), pasien disarankan untuk pulang ke Batam agar bisa berobat dan istirahat.

"Pasien ini pulang via Pelabuhan Singapura ke Pelabuhan Batam Center tiba di Batam," hal ini dijelaskan oleh Romer Simanungkalit, Kepala Bidang Pengendalian Karantina dan Surveilans Epidemiologi (PKSE) KKP Kelas I Batam saat press conference di RSUD.

Selanjutnya, pada pukul 13.00 WIB siang itu, pasien dibawa oleh istrinya untuk berobat ke RSUD Embung Fatimah dengan keluhan berupa demam, batuk, pilek, sakit tenggorokan, sesak napas, sakit kepala, malaise, menggigil, nyeri otot, mual.

Pihak RSUD mengatakan, demi antisipasi dini, maka pasien akhirnya dipindahkan ke ruang isolasi rumah sakit di mana proses pengambilan spesimen serum oleh petugas Balai Teknik Kesehatan Lingkungan (BTKL) Batam juga turut dilakukan.

"Jadi tidak bisa kita katakan semata-mata pasien tersebut terjangkit virus corona. Hanya karena dia demam dan kebetulan dari Singapura jadi kita coba kasih perhatian ekstra terlebih dahulu hingga hasil resmi lab didapatkan," pungkas Kepala Dinas Kesehatan Batam, Didi Kusmajardi, bersama segenap stakeholders terkait yang turut memerhatikan kasus ini.

Editor: Gokli