Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Bukannya Perbaiki Upah, PT TDL Malah Rekrut Karyawan Baru
Oleh : Yoseph Pencawan
Rabu | 18-01-2012 | 12:12 WIB
truk_konteiner.jpg Honda-Batam

Ilustrasi

BATAM, batamtoday - Alih-alih mengakomodir tuntutan kelayakan upah oleh 50 orang pekerjanya, PT Terminal Depo Logistik (TDL) malah merekrut karyawan baru.

"Sekarang pihak manajemen malah merekrut karyawan baru," ungkap Mohammad Natsir, Ketua Korwil Serikat Buruh Sejahtera Indonesia (SBSI) Kepri hari ini, Rabu (18/1/2012).

Kebijakan itu menurutnya tidak boleh dilakukan pihak manajemen perusahaan yang bergerak di bisnis angkutan konteiner itu karena persoalan tuntutan kelayakan upah yang diajukan oleh 50 orang pekerjanya, belum selesai.

Dua hari lalu, puluhan karyawan PT TDL melakukan aksi mogok kerja menuntut pembayaran gaji sesuai ketentuan upah minimum dan pemenuhan hak-hak karyawan lainnya.

Mereka meminta agar perusahaan yang beroperasi di Pelabuhan Batu Ampar, Batam, itu memberikan gaji sesuai angka upah minimum kota (UMK) Batam 2012 sebesar Rp1.402.000.

Mereka juga minta agar manajemen memberikan sisa gaji sesuai UMK pada tahun-tahun sebelumnya dimana selama ini mereka hanya menerima gaji sebesar Rp400.000 per bulan.

Lalu mereka pun menuntut pemberian insentif upah lembur karena ini para sopir tidak mendapatkannya meskipun sudah bekerja dari pagi hingga dini hari.

Kemudian para karyawan yang seluruhnya adalah anggota Konfederasi Serikat Buruh Sejahtera Indonesia (KSBSI) itu juga meminta kejelasan soal kepesertaan Jamsostek.

Mereka merasa pihak manajemen tidak transparan dalam hal itu padahal sudah enam bulan berjalan gaji mereka dipotong untuk pembayaran premi Jamsostek.

Dan terakhir, mereka meminta kejelasan kontrak kerja mengingat hingga kini belum ada kontrak kerja yang diberikan oleh pihak perusahaan meski para karyawan sudah bekerja di sana selama dua sampai tujuh tahun.

Seharusnya, lanjut Natsir, pihak manajemen terlebih dahulu menyelesaikan tuntutan para karyawan tersebut.

Setelah itu, barulah pihak manajemen merekrut karyawan baru sesuai kebutuhannya.

"Sampai sekarang saja belum ada kejelasan dari pihak manajemen terhadap tuntutan para karyawan," katanya.

Kondisi di lapangan, dari sekitar 50 armada truk konteiner yang dimiliki PT TDL, hanya sebagian saja yang beroperasi karena para karyawan masih melakukan mogok kerja.

Truk-truk tersebut dioperasikan oleh para sopir pengganti (sopir serep).

SBSI sendir menurut Natsir masih mengupayakan mediasi antara pihak manajemen dan para karyawan yang mogok.

SBSI sudah melayangkan surat ke Dinas Tenaga Kerja Batam untuk ikut membantu upaya mediasi tersebut.