Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Melongok Sarana Obyek Wisata Tanjung Memban yang Hancur
Oleh : Ali/Dodo
Senin | 16-01-2012 | 17:12 WIB
tanjung-memban-hancur.gif Honda-Batam

Salah satu sarana wisata di sudut obyek wisata Tanjung Memban yang hancur lantaran tak terurus. (Foto: Ali/batamtoday).

BATAM, batamtoday - Slogan Let’s Go Bahari yang terpampang di sejumlah baliho Visit Batam, ternyata hanya slogan belaka oleh Pemko Batam, pasalnya dalam mengembangkan potensi wisata bahari di kota ini khususnya di pantai Tanjung Memban, Kelurahan Batu Besar, Kecamatan Nongsa, fasilitas penunjang pariwisata di obyek wisata tersebut rusak parah.

Pantauan batamtoday di lokasi pantai Tanjung Memban, sekitar 4 hektar lahan di tepi pantai laut lepas ini dibangun sarana dan prasarana seperti pembangunan gazebo, cottage, panggung hiburan, toilet, pintu gerbang, kios, papan peta wisata, dan jalan pedesterian. Namun kini kesemua itu hancur berantakan lantaran tak terurus.  

Tidak seorangpun wisatawan lokal maupun wisatawan manca negara yang berniat untuk singgah di pantai Tanjung Memban, meski sarana jalan telah terpenuhi, namun pembangunan di dalam kawasan pantai bahari itu sudah seperti kapal pecah. 

Di sisi bangunan keseluruhannya bernilai miliaran rupiah, pagar beton yang menggelilingi lokasi ini tampak tidak bolong-bolong akibat tidak adanya pekerjaan plesteran. Lahan yang seharusnya hijau dan tertata tapi kenyataannya telah dipenuhi semak belukar. 

Sementara itu tiga unit villa yang dibangun di lokasi itu, ketiganya rusak parah akibat tidak terurus. Bahkan di kawasan bangunan ini, setengah meter dari badan bangunan dipenuhi oleh pohon kelapa yang telah menjulang tinggi. 

Selain itu tidak adanya batu miring di sepanjang pantai ini, sehingga pepohonan kelapa yang berada di pinggir pantai roboh akibat terkikis oleh ombak. Parahnya lagi, pepohonan kepala yang tumbang itu tidak juga dibersihkan. Sehingga pantai yang berpasir putih itukini telah berubah menjadi warna kuning akibat lonsoran tanah di pinggir pantai. 

Selamat, warga sekitar menuturkan pembangunan tempat wisata itu didirikan tahun 2010 dan tahap penyelesaiannya dengan menggunakan anggaran APBD Pemko Batam, awal tahun 2011 silam. 

"Tidak ada yang merawat,  makanya hancur berantakan. Biasalah bang namuanya proyek akal-akalan, jangankan wisatawan mancanegara mau singgah, lokal aja segan mau ke sini, padahal pemandangan laut di sini tidak kalah dengan lokasi pantai lain," ujarnya menyesali lokasi wisata bahari di sekitar tempatnya tinggal terbengkalai.