Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Ternyata Catur dan TTS Bantu Cegah Pikun pada Lansia
Oleh : Redaksi
Kamis | 02-02-2017 | 13:50 WIB
Permainan-catur1.jpg Honda-Batam

Ilustrasi permainan catur. (Foto: morgueFile/mconnors)

BATAMTODAY.COM, Batam - Sebuah studi menunjukkan lansia yang melakukan kegiatan merangsang otak dapat membantu mengurangi masalah daya ingat seperti pikun di kemudian hari.

Melansir Live Science, tim peneliti dari Mayo Clinic, Amerika Serikat, melakukan penelitian melibatkan dua ribu lansia di Minnesota selama empat tahun dengan usia rata-rata 70 tahun dan diuji 15 bulan sekali.

Selama masa penelitian, ilmuwan mengajukan beberapa pertanyaan terkait keterlibatan lansia dalam kegiatan merangsang kognitif seperti bermain permainan asah otak seperti catur dan teka-teki silang, terlibat dalam kegiatan sosial, hingga membuat kerajinan tangan.

Hasil pengamatan menunjukkan lansia yang aktif bermain komputer mengalami penurunan kerusakan kognitif atau daya guna otak hingga 30 persen.

Sementara itu, mereka yang aktif melakukan kegiatan sosial hingga membuat kerajinan tangan mengalami penurunan kerusakan daya guna otak sebesar 22 hingga 28 persen.

Peneliti menyimpulkan, lansia yang rutin melakukan kegiatan merangsang mental dan mengasah otak dapat mengurangi risiko mengalami kerusakan kognitif atau gangguan Alzheimer yang mungkin terjadi empat tahun kemudian.

Para penulis menyarankan setidaknya para lansia melakukan kegiatan tersebut secara rutin, satu sampai dua kali seminggu.

"Mengikuti kegiatan yang dapat merangsang mental akan membantu para lansia untuk melindungi diri dari kerusakan kognitif ringan," kata Yonas Geda, psikiater dan ahli saraf perilaku di Mayo Clinic.

Meskipun telah mendapatkan hasil, Geda dan tim peneliti belum dapat menentukan alasan kegiatan pendorong kognitif mampu mengurangi resiko terkena penyakit mental.

Studi yang dipublikasikan dalam jurnal JAMA Neurology ini juga tidak memperhitungkan faktor kegiatan lain seperti diet dan olahraga yang mungkin mempengaruhi hasil penelitian.

Selain itu, Geda mengakui studi ini juga tidak menghitung kegiatan stimulus mental lainnya yang dilakukan responden sepanjang hidup mereka. Faktor ini dinilai mungkin saja dapat memengaruhi kondisi daya ingat saat berusia lanjut.

Sumber: CNN Indonesia
Editor: Yudha