Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Ajaib, Perempuan Ini Hamil Dua Kali dalam Tempo 10 Hari
Oleh : Redaksi
Jum'at | 18-11-2016 | 10:02 WIB
hamil10haribybbc.jpg Honda-Batam

Charlotte dan Olivia dilahirkan dengan ukuran, berat badan dan perkembangan janin yang berbeda-beda. (Foto: BBC)

 

BATAMTODAY.COM, London - Seorang perempuan Australia, yang sebelumnya diberi tahu ia tidak akan pernah mampu hamil, mengatakan ia sudah melahirkan bayi kembar dari dua kehamilan dalam tempo 10 hari.

 

Perempuan bernama Kate Hill itu menjalani perawatan harmon untuk mengatasi sindrom ovarium polikistik sehingga ia tidak bisa mengalami ovulasi.

Bayi kembar tersebut diberi nama Charlotte dan Olivia. Menurut sejumlah laporan, mereka dilahirkan 10 bulan lalu dengan ukuran, berat badan dan perkembangan janin yang berbeda-beda

"Kami tidak menyadari betapa istimewanya hal ini sampai mereka dilahirkan," kata Hill kepada stasiun televisi Australia, Seven Network.

Ia tampaknya mengandung bayi kembar ini pada waktu berbeda meskipun ia melakukan hubungan seks tanpa pelindung hanya satu kali dalam kurun waktu itu.

Disebutkan bahwa amat langka bagi seorang perempuan untuk menjadi hamil kedua kalinya ketika sudah mengandung.
Sebagian besar bayi kembar adalah berasal dari telur perempuan yang dihasilkan pada waktu yang sama, atau dalam kasus yang tidak bisa, hasil dari telur yang dibuahi yang kemudian pecah menjadi dua.

Kehamilan biasanya menghentikan siklus ovulasi tetapi amat jarang seorang perempuan dapat menghasilkan telur setelah hamil. Jika telur itu dibuahi maka telur tersebut juga dapat tumbuh dan berkembang menjadi kehamilan yang sehat.

Sejauh ini baru ada 10 fenomena yang dikenal dengan nama superfetation itu yang pernah dicatat di seluruh dunia.

Dokter kandungan pasangan tersebut Brad Armstrong mengaku kondisi yang dialami Hill begitu jarangnya sehingga ia terpaksa mencari informasi di internet.

"Saya tidak bisa menemukan sumber acuan di situs-situs kajian medis sama sekali," katanya.

Sumber: BBC Indonesia
Editor: Dardani