Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Menhan Tegaskan, Penguatan Natuna Bukan Imbas Ketegangan Laut China Selatan
Oleh : Redaksi
Jum'at | 28-10-2016 | 19:03 WIB
ryamizard-ryacudu-ok.gif Honda-Batam

Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu (Sumber foto: jakartagreater.com)

BATAMTODAY.COM, Jakarta - Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu mengatakan, penguatan pertahanan di Natuna, Kepulauan Riau bukan imbas dari ketegangan di Laut China Selatan. Sejumlah alat utama sistem pertahanan (alutsista) dan infrastruktur pertahanan sudah diperkuat dan dikembangkan di Natuna.

"Ada atau tidak (eskalasi ketegangan LCS), kami harus begitu. Walaupun tidak begitu terlibat (konflik LCS), tetap harus dijaga," kata Ryamizard di Kompleks Istana Kepresidenan, Kamis (27/10).

Ia menyebutkan, Natuna sudah memiliki landasan yang bisa digunakan pesawat tempur. Pemerintah juga akan memperpanjang landasan pacu itu beberapa ratus meter hingga merambah ke laut.

Landasan itu juga akan diperlebar 45 meter dengan harapan dua pesawat meluncur bersamaan apabila terjadi keadaan genting. Meriam penangkis udara juga siap berjaga.

Penjagaan udara diperkuat dengan pengerahan satu kompi Korps Pasukan TNI Angkatan Udara (Paskhas AU). Radar dan pesawat tanpa awak (drone) disiapkan melengkapi penjagaan pulau terluar Indonesia.

"Apa yang terjadi di LCS bisa dilihat di Jakarta," tuturnya.

Serupa, kawasan laut Natuna akan dijaga dengan kapal patroli, satu kompi marinir, tiga unit kapal frigate (jenis kapal tempur), sejumlah kapal sea rider (kapal motor cepat) beserta satu batalyon rider.

Sumber daya manusia juga diperkuat melalui bela negara semi militer yang diagendakan dilakukan di Natuna.

"Bela negara harus plus di sana. Kalau di sini kan (Jakarta dan sekitarnya) bagaimana melawan paham tidak jelas. Di sana kalau perang, rakyat tidak takut harus melakukan apa," kata dia.

Laut China Selatan kini dianggap sebagai medan sarat konflik di kawasan Asia, terutama setelah China mengklaim 90 persen wilayah yang juga tumpang tindih dengan Filipina, Malaysia, Vietnam, dan Taiwan.

Situasi makin memanas setelah China menolak hasil putusan Pengadilan Tetap Arbitrase yang mementahkan klaim Beijing atas wilayah Laut China Selatan.

Sumber: CNN
Editor: Udin