Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Bos Media Bangladesh Dihukum Gantung
Oleh : Redaksi
Senin | 05-09-2016 | 08:38 WIB
bangladesh_mir_quasem_alibygetty.jpg Honda-Batam

Mir Quasem Ali, yang juga taipan media, menolak untuk meminta grasi karena mengharuskannya mengakui kesalahan. (Foto: Reuters)

 

 

BATAMTODAY.COM, Dhakka - Seorang tokoh dan pemasok keuangan partai Islam terbesar di Bangladesh telah dieksekusi untuk kejahatan perang yang dilakukan pada tahun 1971, kata para pejabat. Taipan media Mir Quasem Ali, 63, yang juga pemimpin partai Jamaat-e-Islami, dijatuhi hukuman mati dua tahun lalu.

 

Dia divonis untuk berbagai dakwaan, antara lain pembunuhan dan penyiksaan yang terjadi selama perang dengan Pakistan.

Sang taipan digantung di sebuah penjara dengan keamanan tinggi di luar ibukota Dhaka pada Sabtu (3/9/2016) malam.

Ia ditangkap pada tahun 2010 dan dihukum pada tahun 2014. Dia menolak untuk mengajukan grasi kepada presiden, karena mengharuskan pengakuan bersalah.

Eksekusinya terjadi setelah sejumlah serangan kaum militan Islam di Bangladesh, termasuk serangan terhadap sebuah kafe di Dhaka bulan Juli yang menewaskan 20 sandera, sebagian besar adalah orang asing.

Pada persidangan, Mir Quasem Ali dituduh terlibat dalam kekuasaan teror di kota Chittagong. Dia dinyatakan bersalah dalam delapan dari 14 dakwaan yang dikenakan kepadanya.

Enam pemimpin oposisi, lima orang di antaranya pemimpin puncak partai Jamaat, sudah dieksekusi untuk dakwaan kejahatan perang sejak Perdana Menteri Sheikh Hasina, membentuk pengadilan kejahatan perang pada tahun 2010.

Kritik bermunculan, menuding pemerintah menggunakan pengadilan untuk menyasar lawan-lawan politik mereka.
Pemantau HAM, Human Rights Watch menyebut, prosedur-prosedur pengadilan kejahartan perang itu tidak memenuhi standar internasional.

Pemerintah Hasina berkilah, pengadilan itu diperlukan untuk menyembuhkan luka-luka akibat konflik.

Liga Awami, yang memimpin pemerintah saat ini, mengatakan proses hukum itu diperlukan agar negeri itu bisa berdamai dengan masa lalu.

Polisi Bangladesh pada bulan Juni lalu melancarkan operasi besar-besaran terhadap kaum Islamis, menangkap lebih dari 3.000 orang dalam apa yang dikatakan upaya untuk menghentikan serangan terhadap minoritas dan kaum sekuler.

Beberapa waktu ini memang terjadi peningkatan serangan pembunuhan terhadap kaum intelektual dan blogger yang dituding sekuler.

Pemerintah menyebut, tiga juta orang tewas dalam perang sembilan bulan yang dilancarkan untuk memisahkan diri dari Pakistan, namun angka ini belum diverifikasi dan beberapa kalangan mengatakan, jumlah yang tewas kemungkinan kurang dari itu.

Sumber: BBC Indonesia
Editor: Dardani