Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

KJRI Imbau WNI di Davao Filipina, Hindari Tempat Potensi Target Teror
Oleh : Redaksi
Sabtu | 03-09-2016 | 14:02 WIB
KJRI-untuk-Filipina.gif Honda-Batam

Direktur Perlindungan WNI dan BHI Kemlu RI, Lalu Muhamad Iqbal (kanan), Iqbal memastikan bahwa KJRI Davao akan terus berkoordinasi dengan otoritas setempat. (Sumber foto: CNN)

BATAMTODAY.COM, Jakarta - Pasca serangan bom yang menewaskan 14 orang pada Jumat (2/9/2016), Konsulat Jenderal Republik Indonesia di Davao mengimbau warga negara Indonesia untuk waspada dan menghindari tempat-tempat yang berpotensi menjadi target teroris.

"KJRI Davao telah melakukan komunikasi dengan simpul masyarakat di Davao serta meminta WNI untuk menjaga keselamatan diri dan menghindari pusat-pusat keramaian yang dapat menjadi target teror," ujar Direktur Perlindungan WNI dan Badan Hukum Indonesia, Lalu Muhamad Iqbal, dalam pernyataan resminya, Sabtu (3/9/2016).

Menurut Iqbal, hingga saat ini KJRI Davao melaporkan tidak ada WNI menjadi korban insiden yang terjadi di Pusat Perbelanjaan Souvenir Aldevinco, Davao City, tersebut.

Meski demikian, Iqbal memastikan bahwa KJRI Davao akan terus berkoordinasi dengan otoritas setempat guna menghimpun informasi lainnya terkait keselamatan WNI.

Merujuk pada data Kemlu RI, jumlah WNI yang ada di seluruh Filipina saat ini berjumlah 7.183 jiwa. Sedangkan 2.183 di antaranya berada di bagian selatan yang merupakan wilayah kerja KJRI Davao.

Untuk komunikasi dan informasi lebih lanjut, KJRI Davao membuka hotline di nomor (+63-82) 299 2930.

RI juga menyampaikan duka cita kepada pemerintah Filipina dan belasungkawa mendalam kepada keluarga para korban.

Juru bicara kepolisian Davao City, Catherine dela Rey, melaporkan bahwa merujuk pada data terbaru pada pukul 06.30, Sabtu (3/9), insiden ini telah merenggut 14 nyawa dan melukai 71 orang lainnya.

Setelah mendengar laporan mengenai insiden yang terjadi di kampung halamannya ini, Presiden Rodrigo Duterte pun langsung membatalkan lawatannya ke Brunei Darussalam dan mengunjungi lokasi ledakan.

Mantan Wali Kota Davao City itu pun mendeklarasikan "situasi kekerasan di luar hukum" dan memerintahkan militer untuk segera memburu para pelaku yang diduga kuat merupakan anggota dari kelompok militan Abu Sayyaf.

"Ini bukan darurat militer, tapi ini akan diberlakukan di seluruh negara dengan upaya koordinasi yang baik antara militer dan kepolisian," ujar Duterte dalam sebuah wawancara televisi yang dikutip Inquirer, Sabtu (3/9).

Pasukan Bersenjata Filipina (AFP) pun dalam waspada tinggi pasca insiden bom mematikan di Davao City ini. AFP juga akan berkoordinasi dengan Kepolisian Nasional Filipina (PNP) untuk menjaga perdamaian dan menangkap para pelaku sesegera mungkin.

Sementara militer dalam situasi waspada tinggi, Duterte meminta masyarakat di Davao untuk tetap tenang.

Davao City terletak di Mindanao, Filipina selatan. Meski Mindanao dilanda berbagai aksi kekerasan dari kelompok pemberontak Muslim, Davao City merupakan salah satu kota yang dinilai aman.

"Tetap tenang. Pemerintah bersama kalian. Kami akan melindungi semuanya," kata Duterte.

Sumber: CNN
Editor: Udin