Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Atasi Ilegal Fishing

Indonesia Gandeng Thailand Bangun Pabrik Pengolahan Ikan
Oleh : Surya Irawan / Magid
Senin | 12-09-2011 | 13:45 WIB

JAKARTA, batamtoday - Pemerintah Indonesia mengajak Thailand mengembangkan pabrik pengolahan ikan di tanah air, agar menghilangkan kebiasaan mencuri ikan di wilayah perairan NKRI terutama di kawasan Natuna dan Anambas. Sebab selama ini, Thailand termasuk negara yang sering terlibat pencurian ikan (illegal fishing) di perairan Indonesia.

"Pemerintah Indonesia telah mengajak Thailand untuk mengembangkan pabrik olahan ikan di dalam negeri. Selama ini Thailand termasuk negara yang banyak terlibat penangkapan ikan ilegal di laut Indonesia," kata Fadel Muhammad, Menteri Kelauatan dan Perikanan  di sela-sela kunjungan PM baru Thailand Yingluck Sinawatra di Jakarta, Senin (12/9/2011).

Meski lautnya kecil, Thailand terkuat di ASEAN dalam hal ekspor sektor produk perikanan, karena sebagian ikannya didapat dari Indonesia dari kegiatan illegal fishing. Di 2010 lalu nilai ekspor produk perikanan mereka mampu mencapai US$ 6,5 miliar.

Disusul oleh Vietnam yang mampu mengekspor produk perikanan per tahun US$ 4,94 miliar. Sementara Indonesia dengan negara lautan yang paling luas di ASEAN hanya mampu mengenjot ekspor perikanan sebesar US$ 2,86 miliar.

Dalam kegiatan illegal fishing yang diantaranya dilakukan kapal ikan asal Thailand, kata Fadel, Indonesia menderita kerugian negara mencapai ratusan miliaran rupiah per tahun. "Kapal Thailand yang menangkap, kebanyakan sih oleh kapal-kapal kecil. Tapi kerugiannya mencapai ratusan miliar per tahun, tidak sampai triliun," katanya. 

Fadel mengakui kemampuan dan jumlah kapal-kapal nelayan Thailand jauh lebih besar dibandingkan Indonesia. Padahal Negeri Gajah Putih itu tak memiliki laut yang luas dibandingkan Indonesia.

"Thailand itu lautnya kecil, tapi punya puluhan ribu kapal ikan. Kita punya laut besar, tetapi kapal penangkap ikan yang besar hanya lima ribuan. Makanya saya minta tambahan seribu kapal lagi untuk tahun depan," katanya.