Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Mau Dijadikan PSK, Calon TKI Kabur dari Penampungan
Oleh : hendra zaimi/ sn
Senin | 08-08-2011 | 17:29 WIB
Imas1.jpg Honda-Batam

Imas, calon TKI asal Cimahi, Jawa Barat, ketika menceritakan kisah pahitnya hendak dijadikan PSK. batamtoday/ hendra zaimi

BATAM, batamtoday - Hari ulang tahun biasanya menjadi hari yang bahagia dan istimewa bagi seseorang yang merayakannya. Namun hal itu tidak bagi Imas Maesaroh (26), wanita asal Cimahi Jawa Barat ini mendapatkan duka dan sedih yang mendalam di hari ulang tahunnya. Pahlawan devisa ini kabur dari tempat penampungan karena tidak rela dijadikan pekerja seks komersial (PSK) di Batam.

Wanita yang pernah bekerja di Arab Saudi dan Malaysia, kabur dari penampungan dengan mencongkel jendela kamar. Setelah berhasil keluar, Imas meminta tukang ojek untuk mengantarkan dirinya ke kantor polisi terdekat dan membuat laporan atas hal yang telah menimpa pada dirinya di Polsek Batam Kota.

"Saya kabur dari tempat penampungan karena tidak mau dijadikan PSK," ujar Imas kepada batamtoday di Polsek Batam Kota, Senin, 8 Agustus 2011.

Imas menjelaskan, dia datang ke Batam empat hari yang lalu tepatnya, Kamis, 4 Agustus 2011 dari Jakarta melalui agen Penyalur Tenaga Kerja Indonesia (PJTKI) PT Cemerlang, yang berada di kawasan Condet. Imas dijanjikan pihak PJTKI menjadi pelayan restoran di Malaysia dengan gaji Rp 2,5 juta per bulan.

Sebelum sampai ke Jakarta, Imas yang pernah bekerja selama tujuh tahun di Malaysia berkenalan dengan seseorang bernama Asep dan dijanjikan akan pekerjakan sebagai pembantu di Malaysia. Oleh Asep, Imas dikirim ke agen PJTKI PT Cemerlang di Jakarta untuk segera diberangkatkan melalui Batam.

"Semua ongkos yang timbul ditanggung agen, nanti dipotong melalui gaji selama lima bulan bekerja," lanjut Imas.

Imas menambahkan, biaya yang dikeluarkan pihak agen terhadap dirinya antara lain, biaya transportasi, uang saku, paspor.

Namun kenyataan bukannya dijadikan TKI di Malaysia, dia malah mau dijadikan PSK salah satu tempat di Batam yang merupakan tempat singgah orang-orang kapal.

"Saya kabur tadi pagi, karena tadi malam saya dibawa ke rumah bordir yang merupakan tempat singgah orang-orang kapal. Saya tidak tahu tempatnya, saya tidak rela untuk dijadikan PSK," terang Imas sambil diiringi isak tangis.

Hal itu baru diketahui Imas setelah empat hari berada di Batam, bahkan untuk tetap berada ditempat penampungan korban disekap didalam kamar agar tidak bisa kabur dari tempat penampungan. Kecurigaan korban akhirnya terjawab setelah Minggu malam, 7 Agustus 2011 sekitar pukul 20.00 WIB, pihak agen membawanya ke satu lokalisasi dan ditawarkan untuk menjadi PSK. "Saya baru tahu tadi malam, makanya saya langsung kabur tadi pagi," ujarnya.

Sementara itu, Kapolsek Batam Kota, Kompol Heryana membenarkan tentang kaburnya TKI asal Jawa Barat dari tempat penampungan karena hendak dijadikan PSK, dan kini pihaknya akan terus menindaklanjuti kasusnya.

"Benar laporan tersebut, kita akan menindaklanjuti kasusnya dengan mencari keberadaan agen PJTKI itu, sedangkan korban akan kita pulangkan ke kampung halamannya dengan berkoordinasi dengan pihak Dinsos," ujar Heryana.

Pihak kepolisian sedikit mengalami kesulitan sebab korban tidak mengetahui dimana korban disekap selama ini, dan ketika dibawa anggota polisi untuk menunjukan tempat penampungan sekali lagi korban tidak bisa menunjukan tempat tersebut.