Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Menbudpar Dukung Sosialisai Budaya Melayu
Oleh : Antara
Jum'at | 22-10-2010 | 10:33 WIB

Jakarta-Menteri Kebudayaan dan Pariwisata (Menbudpar) RI Jero Wacik menyambut baik dan mendukung Sosialiasi Budaya Melayu Riau. Sebab, sosialisasi tersebut dianggap melestarikan budaya yang ada di Indonesia

"Saya menyambut baik digelarnya acara ini semoga budaya dan bahasa Melayu tetap lestari dan tidak terlupakan," kata Jero Wacik yang diwakili oleh Surya Yoga, staf Ahli Menteri Kebudayaan dan Pariwisata bidang kebudayaan di Gedung Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata, Jakarta, Kamis (21/10/2010).

Menurut Jero, budaya Melayu merupakan satu dari sekian banyak budaya yang ada di Indonesia sehingga perlu dilestarikan.

"Budaya Melayu adalah budaya yang penuh dengan simbol, keluhuran dan menjunjung tinggi etika," kata JeroWacik.

Sementara itu, Gubernur Provinsi Riau Rusli Zainal mengatakan, Provinsi Riau dan Kepulauan Riau sepakat akan membangun monumen bahasa.

Pembangunan monumen itu akan dilakukan dalam rangka melestarikan bahasa dan budaya Melayu yang menjadi cikal bakal bahasa persatuan Indonesia.

"Kita akan membangun monumen bahasa. Pembangunan monumen adalah untuk melestarikan bahasa Melayu sehingga tidak hilang dengan karena perkembangan zaman. Bahasa Melayu merupakan cikal bakal bahasa persatuan Indonesia yang akhirnya diresmikan pada tanggal 28 Oktober 1928," kata Rusli Zainal.

Ia berharap, dengan pagelaran Sosialisi Masyarakat Melayu Riau yang akan dilanjutkan ke beberapa negara seperti Brunai Darussalam, Malaysia, Singapura dan Thailand akan menambah banyak jumlah wisatawan asing ke Riau.

"Sektor pariwisata akan menjadi prioritas yang akan dikembangkan di Riau setelah ekonomi. Setidak-tidaknya, dengan acara ini, Riau bisa memberikan kontribusi untuk pariwisata nasional," kata dia.

Ketua Umum Persatuan Masyarakat Riau-Jakarta, Lukman Edy mengatakan, bahasa Melayu berpotensi menjadi bahasa resmi di Asia Tenggara (Asean).

Sebab, kata dia, hampir semua negara di Asean menggunakan bahasa Melayu.

"Dengan melakukan tour ke berbagai negara Asean, diharapkan bahasa Melayu menjadi bahasa resmi Asean," kata Lukman Edy.

Mantan Menteri Kabinet Indonesia Bersatu I itu menambahkan pagelaran Sosialisi Masyarakat Melayu Riau juga merupakan sosialisasi budaya dan bahasa Melayu Riau ke tingkat Nasional.

"Selama ini banyak turis yang tahu dengan kebudayaan Melayu yang mempunyai tutur bahasa yang halus, mempunyai keluhuran," kata Lukman Edy.

Sosialisi Masyarakat Melayu Riau dihadiri juga oleh13 duta besar negara sahabat seperti Jepang, Rusia, Slovakia, Libya, Lebanon, Palestina serta sejumlah rombongan turis dari Jepang dan Rusia.

Dalam acara itu juga, dipersembahkan acara budaya unggulan Melayu, yakni Zapin. Zapin merupakan hasanah tarian rumpun Melayu yang mendapat pengaruh dari Arab.

Tari Zapin pada mulanya merupakan tarian hiburan di kalangan raja-raja di istana setelah dibawa oleh para pedagang-pedagang di awal abad ke-16.

Tarian tradisional ini bersifat edukatif dan sekaligus menghibur, digunakan sebagai media dakwah Islamiyah melalui syair lagu-lagu zapin yang didendangkan. Musik pengiringnya terdiri dari dua alat yang utama yaitu alat musik petik gambus dan tiga buah alat musik tabuh gendang kecil yang disebut marwas.

Sebelum tahun 1960, zapin hanya ditarikan oleh penari laki-laki namun kini sudah biasa ditarikan oleh penari perempuan bahkan penari campuran laki-laki dengan perempuan.