Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Mendiktisaintek Dorong Kampus Jadi Pusat Pertumbuhan Ekonomi
Oleh : Redaksi
Minggu | 04-05-2025 | 12:32 WIB
BRIAN_Mendiktireistek.jpg Honda-Batam
Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Mendiktisaintek) Brian Yuliarto (Foto: Istimewa)

BATAMTODAY.COM, Jakarta - Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Mendiktisaintek) Brian Yuliarto menyatakan perguruan tinggi berperan dalam mendorong pembangunan nasional.

Dosen dan kampus harus semakin berdampak yang berkontribusi pada pengembangan riset dan terhadap solusi persoalan daerah.

"Kami ingin mendorong agar kampus tidak hanya menjadi pusat akademik, tetapi juga menjadi pusat pertumbuhan ekonomi dan inovasi, sehingga membantu pembangunan nasional untuk bangsa Indonesia," katanya, Sabtu (3/5/2025).

Mendiktisaintek juga menekankan pentingnya kolaborasi antara kampus, pemerintah daerah, industri, serta masyarakat.

Ia berharap perguruan tinggi di Indonesia bisa bergandengan tangan dengan pemerintah daerah untuk mendorong kemajuan daerah secara nyata.

"Kampus bisa menjadi tempat kajian yang menghasilkan solusi, sekaligus memperkuat jejaring kerja sama," tambah Menteri Brian.

Menteri Brian juga menekankan pendidikan tinggi, sains, dan teknologi memegang peran kunci untuk mewujudkan Indonesia Emas 2045.

Ia juga mengingatkan bahwa Presiden Prabowo telah mengamanatkan misi besar yang terkandung dalam Asta Cita, yang diantaranya berupa ketahanan nasional melalui swasembada pangan, energi, dan air, penguatan SDM dan pendidikan, hilirisasi dan industrialisasi, kesehatan, hingga kesetaraan gender, penguatan disabilitas, dan ekonomi kreatif.

"Ini sesungguhnya adalah sebuah amanah buat kita semua. Ini adalah sebuah kepercayaan bahwa pendidikan tinggi, sains, dan teknologi memegang peran kunci untuk mewujudkan Indonesia Emas 2045," ungkap dia.

Menteri Brian menyebutkan berbagai visi tersebut masih menghadapi sejumlah tantangan nyata di masyarakat, seperti adanya anggapan bahwa kuliah di perguruan tinggi itu kurang penting, karena misalnya banyak sarjana yang sulit mendapatkan pekerjaan sesuai bidangnya, hingga akses dan kualitas daerah yang berbeda-beda di setiap daerah.

Dikatakan, pemerintah telah berupaya mengurangi berbagai anggapan tersebut dengan menyediakan kuliah gratis melalui program Kartu Indonesia Pintar Kuliah (KIP-K).

"Tetapi kita tidak bisa berhenti di sana. Kita perlu membangun sistem pendidikan tinggi yang berkeadilan, yang relevan, dan juga yang memberikan dampak," jelas Mendiktisaintek.

Editor: Surya