Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Dinas Pendidikan Akan Panggil Ketua Sekolah dan Pihak Yayasan

Satu Siswanya Tewas Ikuti Kegiatan Sekolah, Kepala SMP Tunas Baru Batam Masih Trauma
Oleh : Gabriel P Sara
Senin | 20-04-2015 | 15:44 WIB
smp_tunas_baru_batam.jpg Honda-Batam
Suasana di SMP Tunas Baru Batam pada Senin (20/4/2015) siang. (Foto: Gabriel P Sara/BATAMTODAY.COM)

BATAMTODAY.COM, Batam - Kepala SMP Tunas Baru Batam, Nurli Manurung, mengaku masih trauma menyusul musibah tewasnya salah seorang siswa, Flayndi Tunas Putra Hutagalung, saat mengikuti kegiatan sekolah di Palm Spring, Nongsa, pada Jumat (17/4/2015) lalu. Nurli merasa tak percaya jika kegiatan rutin yang sudah sering digelar pihak sekolah itu akhirnya menelan korban jiwa dari pihak siswa.

"Ini program tahunan, yaitu doa pemberangkatan kelas IX menghadapi ujian nasional (UN) sekaligus perayaan Paskah bersama. Setiap tahun kita rayain acara seperti ini. Kalau acara di Palm Spring yang di Nongsa itu sudah yang ketiga kalinya itu. Kami nggak nyangka saja kalau kejadiannya seperti ini. Jujur, saya masih trauma sampai sekarang," kata Nurli, yang ditemui pewarta di sekolahnya, Senin (20/4/2015) siang.

Dia menuturkan, sebelum melaksanakan kegiatan tahunan itu, pihak sekolah sudah mempersiapkan segala sesuatu dengan maksimal. "Satu bulan sebelum melakukan kegiatan ini, kita sudah persiapkan semua. Sebenarnya kegiatan ini jadwalnya tanggal 10 April kemarin. Karena bertabrakan dengan UAS (ujian akhir sekolah), jadi diundur. Makanya tanggal 17 April kemarin berangkatnya," jelas Nurli.

Pihak sekolah memberangkatkan 487 siswa beserta 23 guru dengan menggunakan delapan unit bus untuk melaksanakan kegiatan di Palm Spring itu.

Dia tak menampik, ada sejumlah siswanya yang mandi di pantai Nongsa itu. Menurutnya, setelah tujuh siswanya yang mandi di laut terkena bulu babi, pihak sekolah langsung menginstruksikan semua siswa untuk kembali ke darat. Ketujuh siswa yang terkena bulu babi itu pun segera dilarikan ke klinik terdekat.

"Guru-guru yang mengawasi semua siswa itu langsung memberitahukan untuk tidak mandi lagi. Dan semua siswa diabsen. Setelah diabsen, salah satu siswa yaitu Flayndi Tunas Putra Hutagalung ini tidak ada," ujarnya.

"Kami tanya ke teman-teman yang sama-sama mandi, katanya dia juga naik ke darat terus ke kamar mandi. Sampai di kamar mandi mereka berpisah. Terus kami tanya lagi, siapa yang lihat Flayndi di kamar mandi, ada juga yang lihat. Katanya, setelah mandi, Flayndi ini duduk sendiri di kursi yang ada di tenda itu. Setelah itu anak-anak nggak lihat lagi," imbuh Nurli dengan wajah terlihat masih trauma.

Setelah itu, sebagian guru bersama sejumlah siswa langsung berpencar dan mencari keberadaan Flayndi. "Tapi usaha pencarian beberapa jam itu nggak ketemu. Kami langsung kabari orang tuanya, siapa tahu dia sudah pulang duluan. Tapi kata orang tuanya tidak ada dan belum pulang. Orang tuanya langsung datang ke Palm Spring," jelas Nurli.

Setelah melakukan pencarian bersama pihak kepolisian dan warga setempat, akhirnya Flayndi ditemukan sudah tidak bernyawa di sekitar kawasan perairan Palm Spring, Nongsa. "Saya kaget dan langsung pingsan setelah dengar kabar kalau Flayndi ketemu tapi sudah tak bernyawa. Saya masih tidak percaya dengan kejadian ini," ucap Nurli.

Karena duka yang mendalam dan belum bisa menerima kenyataan, kata Nurli, pihak keluarga tidak mengizinkan pihak sekolah untuk mengikuti proses pemakaman Flayndi. "Sampai sekarang pihak sekolah belum bisa berkomunikasi pihak keluarga. Kita tunggu waktu yang tepat saja agar bisa ngomong dengan baik-baik," jelasnya.

Untuk menyelesaikan musibah tersebut, pihak sekolah sudah bertemu dengan ketua marga Hutagalung. Dan pihak sekolah meminta ketua marga Hutagalung untuk mempertemukan kedua orang tua korban dangan pihak sekolah.

"Ya, kami minta semuanya bisa diselesaikan secara kekeluargaan. Namun, saat ini kami belum bisa berhubungan dengan keluarganya. Tapi kami sudah meminta bantuan dari ketua Hutagalung untuk mempertemukan kami. Di sekolah ini juga mengadakan doa bersama untuk Flayndi dan kami juga menaikan bandera setenga tiang sebagai rasa berduka terhadap siswa kami itu," kata Nurli.

Sementara itu di tempat terpisah, Kepala Dinas Pendidikan Kota Batam, Muslim Bidin, akan memanggil Kepala SMP Tunas Baru untuk mengklarifikasi kronologis kejadian yang sebenarnya. "Kalau alasannya mau doakan UN, kenapa nggak tanggal 25 (April) saja? Kan UN tanggal 4 Mei untuk jenjang SMP," kata Muslim.

Selain kepala sekolah, imbuh Muslim, pihaknya juga akan memanggil pihak yayasan dan menanyakan apakah ada izin dari orang tua terkait acara di pantai tersebut. "Kan kita sudah pernah umumkan ke setiap sekolah untuk dilarang melakukan kegiatan atau membawa siswa ke pantai," terang Muslim.

Sementara, saat pewarta mendatangi rumah duka pada Senin pagi, kedua orang tua bersama keluarga korban tidak berada di rumah. "Mereka (orang tua Flayndi dan keluarga lain) pergi ziarah ke Temiang, Bang. Mungkin agak siang pulangnya," ujar salah satu keluarga korban. (*)

Editor: Roelan