Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Terkait kasus Kematian Prada Ogi Opan

14 Anggota Batalion Kompi 134 Tuah Sakti Natuna Dibawa Ke Batam
Oleh : Charles/Riky//TN
Senin | 20-06-2011 | 17:52 WIB
Prada-Agi-Op.gif Honda-Batam

Alamarhum Prada Ogi Opan Effendi.

Tanjungpinang, batamtoday - Sebanyak 14 anggota Kompi C Batalion 134 Tuah Sakti yang diduga pelaku penganiayaan terhadap almarhum  Prada Ogi Opan Effendi, sekitar pukul 11.50 WIB, Senin, 20 Juni 2011 tiba di Tanjungpinang dari Natuna dengan mengunakan Sky Aviation Airline.

Rencanya ke14 parujit tersebut akan diterbangkan ke Pekanbaru. Sedangkan sang komandan Kompi, Kopral IJ, telah diterbangkan Sabtu sebelumnya, 18 Juni 2011 menuju Pekanbaru.

Selain dikawal sejumlah anggota Polisi Militer TNI-AD dari Natuna, Ke-14anggota Kompi C Batalyon 134 Tuah Sakti ini juga disambut dan langsung dikawal 5 anggota Polisi Militer, yang dibantu sejumlah anggota TNI berpakain preman, di bandara Raja Haji Fisabilillah (RHF) Tanjungpinang.

Hingga berita ini diturunkan, sejumlah anggota yang hadir saat itu enggan memberikan keterangan, sedangkan Kepala penerangan Korem 033 WP  Kepri, Mayor Adrizal juga belum dapat memberikan keterangan, karena saat dihubungi, ponsel yang bersangkutan sedang tidak aktif, demikian juga Danrem 033 WP.

Sesaat setelah tiba di Bandara Raja Haji Fisabillah (RHF) Tanjungpinang, ke 14 anggota Kompi C Batalion 134 Tuah Sakti itu, langsung disambut dan dibawa dengan menggunakan truk TNI-AD dari bandara Raja Ali Haji ke pelabuhan Sri Bintan Pura menuju Batam.

Infomasi yang diperoleh wartawan, ke 14 anggota Kompi C Batalion 134 Tuah Sakti Natuna itu, selanjutnya akan diterbangkan dari bandara Hang Nadim Batam menuju Pekan Baru.

Namun belum ada keterangan resmi soal kepentingan apa ke 15 anggota Kompi C batalion 134 Tuah Sakti tersebut dibawa ke Batam.

Sebagaimana diberitakan sejumlah media sebelumnya, almarhum  Prada Ogi Opan Effendi, yang merupakan anggota TNI-AD dari satuan Kompi C Batalion134 Tuah Sakti tewas, diduga dianiaya seniornya, karena yang bersangkutan dinilai kerap bertindak indisipliner.