Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Nasib 13 WNI ABK MT Gemini Masih Diselimuti Misteri
Oleh : Dodo
Jum'at | 06-05-2011 | 15:17 WIB
posisi-kapal-mt-gemini-saat-dibajak-_110502135431-281.jpg Honda-Batam

MT Gemini - Inilah posisi MT Gemini saat dibajak di perairan Tanzania, Sabtu (30/4) lalu. (Foto: Istimewa)

Batam, batamtoday - Nasib ke-13 Warga Negara Indonesia yang menjadi Anak Buah Kapal MT Gemini, kapal tanker berbendera Singapura, yang dibajak di perairan Tanzania pada Sabtu, 30 April 2011 lalu hingga kini masih diselimuti kabut misteri.

"Belum ada kejelasan, baik nasib maupun keadaan ke-13 ABK itu yang disebut-sebut berasal dari Batam," kata sumber batamtoday yang berkompeten dalam urusan keamanan laut di Batam, Jumat, 6 Mei 2011.

Namun terkait identitas asal ke-13 ABK tersebut, dia menyebutkan paspor maupun kelengkapan pelaut para ABK itu dibuat di Batam dan proses kerjanya difasilitasi oleh seorang broker yang berinisial HCB.

HCB ini, lanjut sumber, merekrut para pelaut ini untuk sebuah perusahaan angkutan pelayaran laut yang berkantor di Medan, Sumatera Utara kemudian disalurkan ke Glory Ship Management Pte Ltd yang berkedudukan di kawasan Raffles, Singapura.

HCB yang coba dihubungi batamtoday melalui telepon satelit membenarkan ke-13 ABK MT Gemini tersebut merupakan hasil rekrutan yang dilakukan dirinya namun dia menolak memberikan keterangan identitas masing-masing ABK itu.

"Ke-13 pelaut saya rekrut kemudian dibawa ke Medan dan dipekerjakan di MT Gemini di Singapura," tukasnya sambil menolak untuk ditemui secara langsung.

Batamtoday yang mencoba menelusuri identitas HCB maupun profil Glory Ship Management melalui Kantor Pelabuhan Laut Batam juga tidak membuahkan hasil.

"Glory Ship Management tidak terdaftar dalam 182 perusahaan angkutan laut yang ada di data base kami," kata Eko Fentriantoko, Kepala Seksi Lalu Lintas Laut, Kanpel Batam yang ditemui di kantornya.

Sementara itu, Majid, Sekretaris Kesatuan Pelaut Indonesia (KPI) cabang Batam juga menduga ke-13 ABK itu bukan asli dari Batam, namun dimungkinkan membuat dokumen kepelautan melalui Batam.

"Banyak pelaut yang terdaftar menggunakan alamat dari Batam karena mereka mengurus dokumennya di kota ini, namun tidak tinggal di Batam," kata Majid.

Menurut Majid hal ini sangat dimungkinkan mengingat sekitar lima tahun lalu ada kebijakan dari pemerintah yang memberikan bebas visa bagi para pelaut yang memiliki paspor keluaran Batam.

"Kalau diilustrasikan hanya dua dari 10 pelaut yang benar-benar asli ataupun menetap di Batam," tambah Majid.

Namun Majid menyatakan pihaknya akan terus melakukan investigasi terhadap identitas ke-13 ABK MT Gemini yang nasibnya masih diselimuti kabut misteri akibat pembajakan di perairan Tanzania.

MT Gemini berbendera Singapura yang diawaki 13 ABK asal Indonesia dikabarkan dibajak perompak Somalia pada Sabtu 30 April 2011, sekitar 120 mil laut dari Dar es Salaam, Tanzania.

Otoritas Maritim dan Pelabuhan Singapura seperti dikutip Xinhua mengatakan, kapal yang dibajak adalah MT Gemini. Kapal tersebut berlayar dari Kuala Tanjung, Sumatera Utara menuju Mombosa, Kenya, mengangkut 28.000 ton minyak sawit mentah.

MT Gemini dikatakan diawaki 25 kru, yang 13 ABK diantaranya diketahui adalah warganegara Indonesia. Kondisi para awak kapal belum dapat dikonfirmasi karena pemilik kapal memilih untuk tutup mulut.

Pihak Otoritas Maritim dan Pelabuhan Singapura menyatakan akan bekerja sama dengan instansi pemerintah terkait dan Glory Ship Management Pte Ltd selaku pemilik kapal, untuk membebaskan kapal dan para sandera.