Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Siswa Korban Penganiayaan Polisikan Kerabat Kepala SMAN 14 Batam
Oleh : Hendra Zaini
Jum'at | 27-09-2013 | 12:37 WIB
kakak-korban-di-sman-14.jpg Honda-Batam
Panusunan Hasibuan --kakak Az, siswa SMAN 14 yang jadi korban korban penganiayaan, menunjukkan surat Laporan Polisi kepada wartawan.

BATAMTODAY.COM, Batam - Kasus dugaan penganiayaan terhadap siswa SMA Negeri 14, RAH (16), berujung ke ranah hukum. Dengan didampingi keluarhanya, Rz mengambil langkah melaporkan penganiayaan yang dialaminya --yang diduga dilakukan kerabat Kepala SMAN 14, Bungasia, ke Polresta Barelang pada Rabu (25/9/2013).

Laporan penganiayaan ini tercatat dengan Laporan Polisi Nomor: LP-B/1094/IX/2013/Kepri/SPK-Polresta Barelang, dilaporkan korban pada Rabu (25/9/2013) dengan lampiran bukti visum dokter. Korban mengalami luka lebam dan luka goresan pada punggung kirinya, selain itu pakaian sekolah korban juga robek akibat penganiayaan tersebut.

"Laporan ini kami buat karena tak ada penyelesaian permasalahan ini dari pihak sekolah," ujar Panusunan Hasibuan, kakak korban, kepada wartawan, Jumat (27/9/2013).

Dijelaskan Panusunan, setelah mengetahui adiknya menjadi korban penganiayaan, pihak keluarga berusaha mendapatkan informasi dan mencari kebenaran permasalahan tersebut ke sekolah. Namun sayang, ketika menemui para guru tak satu pun bisa bisa menjawab apa yang dipertanyakan keluarga korban.

"Kami kemudian dipertemukan dengan kepala sekolah, namun dia (kepsek) tak juga bisa menyelesaikan masalah dengan alasan di luar kendali mereka karena melibatkan pihak luar," terangnya.

Selanjutnya, pihak keluarga disarankan untuk bertemu dengan Ketua Komite SMAN 14 Batam, Joni. Sama dengan sebelumnya, pertemuan ini juga tak mendapatkan hasil dalam menyelesaikan masalahnya.

Bahkan, Kepsek SMAN 14 Batam, Bungasia, mengeluarkan statemen di media yang mengatakan belum bertemu dengan korban dan tak mengetahui peristiwa penganiayaan itu.

"Berita di media massa yang mengatakan dia (kepsek) tak pernah bertemu dengan korban yang membuat kami tambah kecewa. Padahal kami sudah bertemu dengan Kepsek pada saat hari kejadian penganiayaan itu," tegasnya.

Berdasarkan keterangan korban kepada keluarga, penganiayaan yang dialaminya dilakukan oleh Sutan, yang merupakan kerabat Kepsek SMAN 14 Batam, Bungasia. Peristiwa terjadi di pagar sekolah saat korban bersama dua orang temannya hendak membawa siswa perempuan yang mengalami kesurupan.

"Padahal adik saya dan teman-temannya itu sudah mendapat izin dari sekolah untuk membawa siswa kesurupan ke masjid yang berada tak jauh dengan sekolah. Namun saat hendak keluar, mereka dipaksa masuk kembali ke sekolah dan terjadilah penganiayaan itu," lanjut dia.

Pihak keluarga juga menyayangkan sikap premanisme yang terjadi di sekolah, sebab penganiayaan itu dilakukan oleh orang luar yang tak ada hubungan dengan struktur yang ada di SMAN 14 Batam.

"Kami kecewa dengan penganiyaan itu, terkesan seperti aksi premanisme saja. Mengapa orang luar yang tak ada hubungan dengan struktur organinasi sekolah bisa dilibatkan dalam permasalahan itu," katanya mengakhiri.

Editor: Dodo