Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Perampokan dan Penculikan Dua Warga Malaysia Diduga Diotaki Perempuan
Oleh : Ali
Selasa | 28-05-2013 | 10:32 WIB
hotel-01.jpg Honda-Batam
Hotel 01 di Batam Centre tempat kedua WN Malaysia sebelum diculik dan dirampok pada Senin (27/5/2013) malam.

BATAM, batamtoday - Dua orang WN asal Malaysia, Abdul Razak Bin Mohamed Kasim (43) dan Abdul Halim THYE Bin Abdullah telah menjadi korban penculikan, perampokan hingga penganiayaan mengatakan, mengenal seorang perempuan asal Indonesia, sebut saja Mery di atas Kapal Ferry dari Pelabuhan Ferry Internasional Stulang Laut menuju Pelabuhan Ferry Internasional Batam Center, Batam, Minggu (27/5/2013) siang.

"Pada saat itu, dia meminta saya untuk dicarikan pekerjaan di Malaysia. Tapi saya cakap akan dicarikan melalui kenalan saya. Tapi kalau saya sendiri tidak tahu masalah agen kerja seperti itu," kata Abdul Halim THYE yang ditemui usai memberikan keterangannya di Polresta Barelang, Senin (27/5/2013) sekitar pukul 20.10 WIB.

Pada saat masih berlangsung obrolan di atas kapal ferry, dia dengan Mery sempat menukar nomor ponsel. Pada Minggu malamnya, sekitar pukul 20.00 WIB, saat dia bersama Abdul Razak Bin Mohamed Kasim sedang mencari makan malam di kawasan Batam Center, perempuan tersebut menghubunginya untuk menanyakan soal pekerjaan.

"Tapi saya bilang kalau mau ngobrol silakan aja datang tempat saya makan. Perempuan ini tidak mau datang ke tempat saya makan, dia memaksa mau datang juga ke Hotel 01, tempat saya menginap," katanya.

Pada saat tiba di lobby utama Hotel 01, katanya sudah ada dua perempuan yang menungguny. Dia juga mengau sempat memesan dua minuman mineral untuk kedua perempuan tersebut.

"Tiba-tiba aja datang beberapa lelaki, badan tegap, tapi mereka semua menggunakan topi, sehingga saya kurang mengenali merela (Perampok-red), mengaku anggota polisi sambil menunjukkan KTA-nya," kata Abdul Razak Bin Mohamed Kasim dengan logat Malaysia.

"Tapi kalau saya perhatikan sejak awal, kajadian ini sudah diatur dengan rapi. Saya juga tidak yakin kalau mereka polisi, karena kalau polisi tentunya untuk menahan orang melalui prosedur. Juga sopan pada saat bicara sama orang. Tidak seperti orang-orang ini (Perampok-red) semuannya kasar. Saya tahu karena saya mantan Askar (TNI AL Diraja Malaysia-red)," katanya kembali.

Abdul Razak dan Abdul Halim THYE Bin Abdullah mengaku tidak tahu kemana saja lokasi mereka dibawa para perampok tersebut. Pada saat di dalam mobil APV hitam dua wanita tersebut masih berada di dalam mobil. Para perampok ini, tambahnya  menanyakan kepada perempuan tersebut, siapa diantara keduanya yang menjanjikan pekerjaan, sambil memukul dirinya dan rekannya tersebut.

Mereka juga dibawa ke hutan namun tidak mengetahui lokasinya karena baru dua kali menginjakkan kaki di Batam.

"Cuma yang saya tahu sempat berada di SPBU tempat saya disuruh mengambil uang. Pada saat itu, sempat izin bensin di SPBU itu sebanyak 2 kali. 100 ribu diambil dari saya. Tapi saya tidak tahu SPBU itu berada di mana," katanya kembali.

Di lokasi hutan tempat dihentikan, dia mengaku diancam menggunakkan senjata laras panjang. Keduanya disuruh membelakangi para perampok untuk mendapat berbagai perlakukan peganiayaan hingga tembakan.

"Kiranya mau nembak kaki, rupanya yang ditembak tanah," katanya kembali.

Abdul Razak tidak mempersoalkan harta bendanya dikuras olea kalangan perampok tersebut. Yang membuat marah, adalah kepalanya dipukul-pukul oleh perampok menggunakan sendal.

"Pada saat kepala saya dipukul pakai sendal, itu yang saya tidak terima. Biarlah harta benda yang di rampas, jangan harga diri, marwah saya yang dinjak-injak. Kalau masalah bunyi senjata, saya orang askar, sudah biasa, tapi kawan saya ini dia tidak biasa," tuturnya kembali.

Setelah mendapatkan penganiayaan, pada hidung, dada serta bibir hingga memar, para perampok ini mengembalikan kedua korban ke samping Hotel 01, tempat penjemputan pertama pada saat korban dibawa para perampok tersebut.

Editor: Dodo