Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Terlepas dari Induknya Karena Hutan Dibabat

Respon Cepat, 3 Bayi Orangutan Selamat
Oleh : Tunggul Naibaho
Kamis | 31-03-2011 | 09:49 WIB
bayi_ot.jpeg Honda-Batam

Bayi orangutan yang selamat dlam gendongan seorang petugas. (Foto: COP).

Sampit, batamtoday - Centre for Orangutan Protection (COP) memuji respon cepat yang diberikan oleh Mega Hariyanto, Kepala Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Kalimantan Tengah, dalam menanggapi laporan pihak COP, sehingga 3 orangutan yang dipelihara secara illegal oleh masyarakat di desa Pamalihan, dapat diselamatkan.

Pada saat ditemukan, kondisi 3 bayi orangutan tersebut sangat mengenaskan dan buruk karena malnutrisi.

Hardi Baktiantoro, Principal Centre for Orangutan Protection, kepada batamtoday pagi ini, Kamis 31 Maret 2011 menuturkan, pada Minggu 20 Maret 2011, sekitar jam 2 siang pihaknya melaporkan melaporkan kepada BKSDA Kalimantan Tengah tentang adanya 3 bayi orangutan yang dipelihara warga secara ilegal dan kondisi buruk kesehatan ketiga bayi orangutantersebut juga dilaporkan.

Meski pada hari itu adalah hari Minggu dan libur, tetapi Hariyanto merespon laporan dan meminta COP agar segera menjemput dan membawa ketiga bayi orangutan tersebut ke Pangkalan Bun dan bertkodinasi dengan BKSDA setempat.

Aktivis COP pun segera menjemput ketiga bayi orangutan tersebut, dan setelah menempuh perjalanan off road selama 8 jam lebih, akhirnya ketiga bayi orangutan tersebut sampai dengan selamat di Pangkalan Bun, pada Senin 21 Maret 2011, pukul 03.00 WITA dini hari.

"Kami bersyukur ketiga bayi orangutan dapat diselamatkan, untung saja kondisi fisiknya cukup kuat, walau dia menempuh perjalanan selama 8 jam lebih," kata Hardi.

Saat ini, tambah Hardi. ketiga bayi orangutan tersebut tengah mendapat perawatan di klinik OFI, di Pangkalan Bun.

Diterangkan Hardi, ketiga bayi orangutan saat dijemput berada dalam penguasaan penduduk setempat bernama Marsidik. Ketiga bayi orangutan ditangkap Marsidik dari Blok 10 PT TASK yang berbatasan langsung dengan desa Pamalihan. Diduga kuat, ketiga bayi orangutan tersebut tersasar setelah habibatnya dirusak oleh PT TASK yang melakukan pembabatan hutan.

"Sekarang COP sedang berusaha untuk menghentikan pembabatan hutan yang dilakukan oleh PT TASK, agar kejahatan dan kekejaman terhadap orangutan bisa dihentikan," kata Hardi.