Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Zat Radioaktif Picu Kerusakan sistem Reproduksi Hi

Imbas Negatif Radiasi Nuklir Bagi Tubuh
Oleh : sumantri
Minggu | 27-03-2011 | 09:41 WIB
Gambar_Radiasi_Nuklir.jpg Honda-Batam

Ilustrasi Radiasi Nuklir

Batam, batamtoday - Gempa berkuatan 9 Skala Richter mengguncang Jepang, Jumat pekan lalu. Tak hanya memicu tsunami yang menewaskan ribuan orang, gempa juga memunculkan ancaman bencana nuklir karena bocornya PLTN (Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir) dengan tingkat radiasi sangat tinggi.

Ancaman itu datang dari empat reaktor nuklir di instalasi Dai-ichi, Prefektur Fukushima. Yang Luluh Lantak akibat terjangan Tsunami dan Guncangan Gempa Susulan.

"Tingkat radiasi sangat tinggi, dan berpotensi merusak kesehatan manusia," kata Perdana Menteri Jepang Naoto Kan, seperti dikutip Associated Press.

Sementara itu Kantor Berita Reuteurs menyebutkan Paparan zat radioaktif tingkat tinggi itu dapat memicu sejumlah gangguan kesehatan seperti rambut rontok, matinya sel syaraf, kejang dan kematian mendadak, gangguan peredaran darah, penyakit jantung, serta kerusakan sistem reproduksi.

Efek sesaat radiasi bahkan dapat memicu kanker tiroid, juga perkembangan sel-sel kanker lainnya pada tahun-tahun berikutnya.

"Namun, efek radiasi ini sangat tergantung kadar dan tipe zat radiaktifnya," kata Profesor Donald Olander, pakar nuklir dari Universitas California, Berkeley, seperti dikutip Reuteurs, Sabtu 26 Maret 2011.

Menghadapi ancaman itu, pemerintah Jepang telah meminta sekitar 180 ribu warga dalam radius 20 kilometer dari pusat reaktor mengungsi. Sedikitnya 140 ribu warga yang bermukim di dekat zona aman juga diminta tak keluar rumah dan menutup semua ventilasi rumah. 

Demi mencegah efek buruk radiasi, pemerintah setempat mulai mendistribusikan pil potassium iodide dan masker penutup hidung kepada warga di sekitar zona bahaya.

Juru bicara pemerintah Yukio Edano mengatakan bahwa negara kini memasuki darurat nuklir selepas gempa dan tsunami. Ia mengatakan, tingkat radiasi di sekitar salah satu reaktor yang bocor mencapai 400 ribu mikrosiverts per jam. Ini empat kali lipat dari batas radiasi aman bagi tubuh manusia.

Secara alami, tubuh manusia memiliki mekanisme untuk melindungi diri dari kerusakan sel akibat radiasi maupun pejanan zat kimia berbahaya lainnya. Namun seperti dikutip dari Foxnews, radiasi pada tingkatan tertentu tidak bisa ditoleransi oleh tubuh dengan mekanisme tersebut.

Editor kesehatan dari Foxnews Health, Dr Manny Alvarez mengatakan ada 3 faktor yang mempengaruhi dampak radiasi nuklir. Ketiganya meliputi total radiasi yang dipejankan, seberapa dekat dengan sumber radiasi dan yang terakhir adalah seberapa lama korban terpejan oleh radiasi.

Ketiga faktor tersebut akan menentukan dampak apa yang akan dirasakan para korban. Radiasi yang tinggi bisa langsung memicu dampak sesaat yang langsung bisa diketahui, sementara radiasi yang tidak disadari bisa memicu dampak jangka panjang yang biasanya malah lebih berbahaya.

Dampak sesaat atau jangka pendek akibat radiasi tinggi di sekitar reaktor nuklir adalah Mual, muntah, Diare, Sakit kepala dan Demam.Sementara itu, dampak yang baru muncul setelah terpapar radiasi nuklir selama beberapa hari di antaranya adalah Pusing, mata berkunang-kunang, disorientasi atau bingung menentukan arah Lemah, letih dan tampak lesu Kerontokan rambut dan kebotakan Muntah darah atau berak darah Tekanan darah rendah Luka susah sembuh.

Dampak kronis alias jangka panjang dari radiasi nuklir umumnya justru dipicu oleh tingkat radiasi yang rendah sehingga tidak disadari dan tidak diantisipasi hingga bertahun-tahun. Beberapa dampak mematikan akibat paparan radiasi nuklir jangka panjang adalah Kanker, Penuaan dini, Gangguan sistem saraf dan reproduksi Mutasi genetik.