Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Aksi May Day 2025 di Semarang Ricuh, Wartawan Tempo Dibanting
Oleh : Redaksi
Jum\'at | 02-05-2025 | 08:44 WIB
AR-BTD-5473-Wartawan-Tempo.jpg Honda-Batam
Sejumlah massa demonstran May Day di Kota Semarang, Jawa Tengah, dibawa polisi, Kamis (1/4/2025). (Foto: KOMPAS.COM/Muchamad Dafi Yusuf)

BATAMTODAY.COM, Semarang - Kericuhan terjadi dalam aksi peringatan Hari Buruh (May Day) di Kota Semarang, Kamis (1/5/2025). Aksi yang semula berlangsung damai berubah menjadi bentrok antara massa dan aparat keamanan. Sejumlah demonstran ditangkap, dan seorang wartawan Tempo, Jamal Abdun Nashr (32), ikut menjadi korban penganiayaan oleh oknum aparat.

Berdasarkan pantauan Kompas.com, kericuhan mulai pecah sekitar pukul 17.15 WIB ketika sekelompok massa berpakaian serba hitam tiba di lokasi dan memprovokasi suasana. Mereka melempar botol, batu, dan merusak pagar pembatas taman di Jalan Pahlawan, tepat di depan kantor Gubernur Jawa Tengah.

Situasi semakin memanas pada pukul 17.37 WIB. Aparat kepolisian mulai menangkap dan menarik paksa sejumlah pengunjuk rasa, termasuk di depan Kantor Kejaksaan Tinggi Jawa Tengah.

Jamal Abdun Nashr, wartawan Tempo, menjadi salah satu korban salah tangkap. Ia mengaku ditarik oleh orang yang diduga aparat tidak berseragam ke halaman Kantor Dinas Sosial Jawa Tengah. Di sana, ia dipaksa menghapus rekaman video yang merekam tindakan aparat saat menangkap demonstran.

"Saya dokumentasikan karena cara penangkapannya menurut saya tidak manusiawi. Tiba-tiba saya ditarik, dipiting, lalu dibanting. Saya sudah menunjukkan kartu pers, tapi mereka tetap memaksa saya menghapus video," ujar Jamal.

Ia mengaku videonya telah hilang dari ponsel. "Entah dihapus atau tidak, tapi file-nya sudah tidak ada. Saya bisa keluar karena teman-teman jurnalis lain langsung membantu," tambahnya.

Jamal juga menyatakan bahwa dirinya sempat menolak dibawa, namun aparat tetap menarik paksa meski ia telah menunjukkan identitas sebagai wartawan.

Sementara itu, Kapolrestabes Semarang, Kombes Pol M. Syahduddi, mengaku belum mengetahui adanya insiden salah tangkap terhadap wartawan. Ia menyatakan akan mendalami laporan tersebut.

"Saya belum melihat kejadian itu. Saya juga belum mengetahui apakah yang bersangkutan wartawan, mahasiswa, atau kelompok anarko. Nanti akan kami dalami," ujar Syahduddi.

Kepala Bidang Humas Polda Jawa Tengah, Kombes Pol Artanto, menyebut kericuhan dipicu oleh kelompok luar yang bukan bagian dari serikat buruh. Ia mengatakan, kelompok anarko disebut ikut bergabung dan memprovokasi aksi damai.

"Kelompok anarko ini melakukan aksi anarkis, termasuk pembakaran dan pelemparan terhadap petugas," ujar Artanto.

Sebanyak ratusan personel polisi dikerahkan untuk mengamankan aksi. Aparat menggunakan gas air mata, water cannon, dan kendaraan taktis untuk membubarkan massa.

"Tindakan pembubaran dilakukan sesuai SOP yang berlaku di kepolisian," kata Artanto.

Sumber: Kompas.com
Editor: Surya