Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Acara Pisah Sambut Super Mewah, Biaya Jahit Baju Pelantikan Lis-Syahrul Tak Ada
Oleh : chr/dd
Rabu | 23-01-2013 | 20:20 WIB
Acara-Malam-pisah-sambut-Wako-dan-Wawako-Tanjungpinang.jpg Honda-Batam
Acara pisah sambut mantan Walikota Suryatati A Manan dan Wakil Wali Kota Edward Mushalli dengan Wali Kota Lis Darmansyah dan H. Syahrul di BBR Tanjungpinang.

TANJUNGPINANG, batamtoday - Karena terlalu lama mengabdi pada kepemimpinan mantan Wali Kota Tanjungpinang Suryatati A Manan, sejumlah PNS di Sekretariat Daerah Kota Tanjungpinang terkesan cuek dan bahkan mengabaikan perintah Wali Kota dan Wakil Wali Kota yang baru, Lis Darmansyah dan H. Syahrul.


Hal itu terlihat dari membangkangnya sejumlah pejabat Sekretariat Pemko Tanjungpinang atas program dan kegiatan yang dilaksanakan Wali Kota Lis Darmansyah dalam perbaikan birokrasi dan pelayanan pemerintahan.

Bahkan, dari infromasi yang diperoleh batamtoday, dengan alasan dana APBD 2013 belum disahkan, Biro Umum dan Rumah Tangga Pemko Tanjungpinang, yang mengurusi akomodasi perlengkapan wali kota dan wakil wali kota, terkesan membiarkan Lis Darmansyah dan H. Syahrul menanggung sendiri biaya pengadaan baju dinas pelantikan keduanya.

"Bukan hanya itu saja, semalam (Selasa, 22 Januari 2013) ketika ada tamu wali kota di kantor, saat salah satu staf diminta menmbuatkan kopi, malah dikatakan tidak ada. Hal ini kan sangat aneh," ujar salah seorang sumber batamtoday, Rabu (23/1/2013).

Selain itu, dalam pembuatan dinas pelantikan Wali kota dan wakil wali kota, Biro umum dan rumah tangga Pemko Tanjungpinang juga tidak menyediakan pengadaan dinas Wali kota dan wakil walikota tersebut sebalik-nya keduanya menjahitkan sendiri untuk digunakan dalam pelantikan 16 Januari 2013 kemarin.     

Ironisnya, kata sumber, ketika mantan Wali Kota Suryatati dan Wakil Wali Kota Edrwar Mushalli hendak lengser, Kabag Umum dan Kabag Humas Pemko Tanjungpinang malah sengaja membuat acara "Pisah Sambut Walikota Suryatati A Manan dan Wakil Wali Kota Edward Mushalli dengan Wali Kota Lis Darmansyah dan H. Syahrul" yang super mewah di Hotel BBR Tanjungpinang pada Senin (21/1/2013) lalu.

"Macam mau nak berangkat ke mana saja mantan wali kota, hingga dilakukan pisah sambut. Dan hal ini sangat tidak lazim dilaksanakan, selama pemerintahan Tanjungpinang ini ada," ujar sumber lagi.

Menanggapi sorotan masyarakat ini, Kabag Umum Pemko Tanjungpinang, Armida Santika, mengatakan, kegiatan pisah sambut wali kota yang lama dengan wali kota yang baru merupakan gagasan Plt Sekdako Suyatno dengan mantan wali kota dan wakil wali kota.

Disingung mengenai pendanaan acara super mewah tersebut, Armida menolak untuk membeberkan, karena hal tersebut dilakukan atas perintah dan prakarsa Plt Sekdako.

"Kalau untuk pendanaannya, saya tidak relefan untuk mengungkapakan. Bapak silakan saja tanya ke Plt Sekdako, karena beliau pengguna anggaran (PA) sekaligus sebagai ketua panitia," ujar Armida.

Kalender Pemko 2013 Bergambarkan Mantan Wali Kota Suryatati

Selain masalah kopi, baju pelantikan dan acara pisah sambut yang super mewah hingga terkesan mubajir dan menghambur-hamburkan anggaran, pencetakan 3.000 eksemplar kalender Pemko Tanjungpinang tahun 2013, juga disoal banyak pihak.

Selain masih menggunakan foto mantan Wali Kota Suryatati dan Wakil Wali Kota Edward Mushalli, warga juga menilai pencetakan kalender 2013 itu sarat dengan nepotisme, dan merupakan proyek keluarga oknum PNS di Pemko Tanjungpinang, yang dilakukan dengan penunjukan langsung (PL).

Menanggapi hal tersebut, PPTK proyek pencetakan kalender di Humas Pemko Tanjungpinang, Ervi, mengatakan kegiatan pencetakan kalender Pemko 2013 itu dilakukan dengan menggunakan APBD 2012 pada November lalu.

"Secara otomatis, karena dana dan bahannya masih tahun 2012, maka yang menjadi foto pada kalender Pemko 2013 itu masih wali kota yang lama," ujarnya.

Soal dana dan banyaknya kalender yang dicetak, Kasubag Pemberitaan Humas Pemko Tanjungpinang ini mengatakan, kalender tersebut dicetak sebanyak 3.000 eksemplar dengan harga cetak Rp 4.500 pereksemplar.

"Pengerjaan dan pengumpulan bahannya dilakukan pada 2012, hingga pelaksanaan pekerjaan kita laksanakan pada tahun itu juga. Pelaksana pencetakannya sendiri dilakukan CV Unggul Jaya dan CV Cahaya Bersama, dan hingga saat ini memang sudah diedarkan," ujar Ervi lagi.