Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

PM Jepang Nyatakan darurat Nuklir

Korban Tewas Tsunami Jepang 1.000 Orang
Oleh : Tunggul Naibaho
Sabtu | 12-03-2011 | 09:17 WIB
tsunami12_04.jpg Honda-Batam

Gempa berkekuatan 8,9 skala richter yng disusul gelombang tsunami di pesisir timur Jepang, Jumat 11 maret 2011. Nampak saat-saat tsunami menjanagkau dan menerjang daratan. (Foto: Ist).

Tokyo, Batamtoday - Diperkirakan 1.000 orang meninggal dalam bencana gempa dan tsunami di pesisir timur Jepang Jumat 11 Maret 2011 kemarin, namun demikian total kematian yang sudah dikonfirmasi baru mencapai 420 orang.

Jiji Pers memprediksikan korban tewas akibat tsunami di jepang mencapai 1.000 orang, sedangkan laman Telegraph mengutip keterangan kepolisian di kota Sendai, 150 mil Utara Tokyo menyatakan 151 orang tewas dan 500 lebih warga yang dinyatakan hilang.

Angka tersebut belum termasuk korban hilang dari dua buah KA yang sedang meluncur di di wilayah Miyagi dan juga kabar hilangnya sebuah kapal turis yang mengangkut sekitar 100 orang.

Akibat gempa dan tsunami tersebut, sekitar 1.800 rumah di Minamisoma hancur, sedangkan di Sendai pihak berwenang mengatakan 1.200 rumah roboh oleh tsunami. Di kota kecil Ofunato yang lebih di utara dilaporkan sebanyak 300 rumah ambruk atau hanyut.

Gempa juga menyebabkan 80 kebakaran terjadi di Tokyo dan di Iwate, Miyagi, Akita dan Prefektur Fukushima, seperti dilaporkan kantor berita Kyodo.

Kekhawatiran paling mencekam akibat gempa tersebut adalah terjadinya kebocoran nuklir di Fukushima, utara Tokyo. Awalnya pemerintah Jepang bersikeras bahwa kebocoran tersebut tidak berbahaya, namun akhirnya Electric Power selaku pemilik pabrik nuklir tersebut menyatakan bahwa kebocoran tersebut akan bermasalah.

karenanya kemudian sejumlah pakar diterjunkan untuk emminimalisir dampak keboran nuklir, dan sekitar 3.000 warga radius 2 mil dari pabrik nuklir tersebut dievakuasi.

Perdana Menteri Jepang, Naoto Kan, sesudah itu menyatakan situasi darurat nuklir.