Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Indonesia Tingkatkan Peran Global dengan Kebijakan Ekonomi Terbuka
Oleh : Redaksi
Senin | 04-11-2024 | 10:44 WIB
Airlangga2.jpg Honda-Batam
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, dalam acara 'Kadin Indonesia Reception Dinner: Strengthening Indonesia's Diplomacy through Global Partnership and Collaboration' pada Jumat (1/11/2024). (Kemenko Perekonomian)

BATAMTODAY.COM, Jakarta - Dalam satu dekade terakhir, ekonomi Indonesia terus mencatat pertumbuhan stabil sekitar 5%, dengan inflasi yang terkendali. Per Oktober 2024, inflasi tercatat sebesar 1,71% (yoy), berada dalam target pemerintah di kisaran 2,5+/-1% dan mengakhiri tren deflasi yang sebelumnya sempat terjadi.

Namun, tantangan global yang semakin kompleks seperti fragmentasi perdagangan serta konflik di Eropa Timur dan Timur Tengah terus mendorong pemerintah untuk memperkuat ketahanan ekonomi nasional.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, dalam acara 'Kadin Indonesia Reception Dinner: Strengthening Indonesia's Diplomacy through Global Partnership and Collaboration' pada Jumat (1/11/2024), menekankan bahwa fragmentasi perdagangan global diperkirakan dapat menyebabkan kerugian output ekonomi dunia sebesar 0,2% hingga 7% dari Produk Domestik Bruto (PDB). "Perkiraan volatilitas harga semakin relevan di tengah situasi global saat ini," ujarnya, demikian dikutip laman Kemenko Perekonomian.

Sebagai negara berkembang yang memiliki posisi strategis, Indonesia terus aktif dalam mengoptimalkan potensi geopolitik dan geoekonomi untuk mengatasi berbagai tantangan sekaligus menangkap peluang. Di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto, pemerintah berupaya menyeimbangkan kepentingan nasional dalam diplomasi ekonomi dan kerja sama internasional, sejalan dengan prinsip politik luar negeri yang bebas, aktif, dan tidak berpihak.

Airlangga juga menyampaikan bahwa Indonesia memperdalam integrasi ekonomi dengan mempercepat aksesi ke organisasi internasional seperti Organisation for Economic Cooperation and Development (OECD) dan Comprehensive and Progressive Agreement for Trans-Pacific Partnership (CPTPP). Indonesia juga berkomitmen untuk menjalankan perjanjian Regional Comprehensive Economic Partnership (RCEP) dan Indo-Pacific Economic Framework (IPEF) yang sudah diratifikasi.

Menko Airlangga menegaskan bahwa pemerintah menargetkan penyelesaian Indonesia-European Union Comprehensive Economic Partnership Agreement (IEU-CEPA) serta perjanjian perdagangan bebas lainnya. "Pemerintah aktif memperluas kerjasama antarnegara dan membuka pasar baru, dengan harapan dapat meningkatkan kesempatan kerja dan kesejahteraan masyarakat," jelasnya.

Dalam kesempatan tersebut, Airlangga juga menyebutkan keterlibatan Indonesia dalam pertemuan BRICS, dengan indikasi bahwa Indonesia tengah mempertimbangkan untuk bergabung dengan aliansi ini. "Kebijakan ekonomi kita tetap terbuka dan non-blok, menjalin kerjasama dengan berbagai pihak demi kesejahteraan rakyat Indonesia," ujar Airlangga.

Acara tersebut dihadiri Menteri Investasi, Wakil Menteri Luar Negeri, Ketua Umum Kadin Indonesia, Duta Besar negara-negara sahabat, dan Juru Bicara Kemenko Perekonomian, yang turut mendukung langkah strategis pemerintah dalam memperkuat posisi Indonesia di kancah ekonomi global.

Editor: Gokli