Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

40 Negara Ramai-ramai Kutuk Serangan Israel ke Prajurit PBB di Lebanon
Oleh : Redaksi
Minggu | 13-10-2024 | 16:04 WIB
unifil_lebanon.jpg Honda-Batam
Pasukan penjaga perdamaian (UNIFIL) Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) asal Indonesia di Lebanon (Foto: istimewa)

BATAMTODAY.COM, Jakarta-Sebanyak 40 negara, termasuk Indonesia, beramai-ramai mengutuk keras serangan Israel yang mengenai pasukan penjaga perdamaian Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di Lebanon.

Puluhan negara yang berkontribusi pada pasukan penjaga perdamaian PBB menyerukan serangan itu harus dihentikan dan diselidiki.

Kutukan ini disampaikan puluhan negara setelah laporan terbaru Pasukan Interim PBB di Lebanon, atau biasa disebut UNIFIL, menyebut sedikitnya lima tentara mereka mengalami luka-luka imbas serangan militer Israel yang bertempur melawan Hizbullah di wilayah Lebanon bagian selatan.

Terdapat dua tentara nasional Indonesia (TNI) di antara prajurit UNIFIL yang mengalami luka-luka tersebut.

"Kami mengutuk keras serangan baru-baru ini terhadap pasukan penjaga perdamaian UNIFIL," tegas pernyataan bersama yang diposting ke media sosial X oleh misi Polandia untuk PBB, dan ditandatangani oleh puluhan negara kontributor UNIFIL termasuk Indonesia, seperti dilansir AFP, Minggu (13/10/2024).

"Tindakan seperti itu harus segera dihentikan dan harus diselidiki secara layak," cetus pernyataan bersama tersebut.

Selain Indonesia, penandatangan lainnya dalam pernyataan bersama itu antara lain, India, Italia, Ghana, Nepal, Malaysia, Spanyol, Prancis dan China -- semuanya merupakan negara yang mengirimkan ratusan tentaranya untuk bergabung dengan misi UNIFIL.

UNIFIL, dalam pernyataannya, menuduh militer Israel "secara sengaja" menembak posisi pasukannya di Lebanon bagian selatan

Sebanyak 40 negara yang berkontribusi untuk misi UNIFIL "menegaskan kembali dukungan penuh untuk misi dan aktivitas UNIFIL, yang tujuan utamanya adalah membawa stabilisasi dan perdamaian abadi di Lebanon Selatan serta di Timur Tengah".

"Kami mendesak pihak-pihak yang berkonflik untuk menghormati kehadiran UNIFIL, yang memiliki kewajiban untuk menjamin keselamatan dan keamanan para personelnya setiap saat," tegas pernyataan bersama tersebut.

UNIFIL merupakan misi penjaga perdamaian PBB yang beranggotakan sekitar 9.500 tentara dari berbagai negara, termasuk Indonesia.

Pasukan UNIFIL ditugaskan memantau penerapan gencatan senjata yang mengakhiri perang selama 33 hari antara Israel dan Hizbullah tahun 2006 lalu.

Peran pasukan UNIFIl diperkuat oleh Resolusi Dewan Keamanan PBB 1701 pada tahun yang sama, yang menetapkan bahwa hanya pasukan militer Lebanon dan pasukan penjaga perdamaian PBB yang boleh ditempatkan di wilayah Lebanon bagian selatan.

Dalam pertemuan pada Jumat (11/10/2024), para pemimpin Prancis, Italia dan Spanyol mengatakan "serangan-serangan" terhadap pasukan UNIFIL telah melanggar Resolusi Dewan Keamanan PBB 1701 dan harus segera diakhiri.

Editor: Surya