Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Mafia Solar di Tanjungpinang Diduga Didalangi Oknum Aparat
Oleh : ah/dd
Selasa | 28-08-2012 | 09:24 WIB

TANJUNGPINANG, batamtoday - Praktik mafia menghisap solar bersubsidi untuk dijual ke industri bukan hanya berlangsung di Batam. Di Tanjungpinang, aktivitas para 'drakula' penghisap solar bersubsidi ini juga marak dan diduga kuat dibekingi oknum aparat.


Seperti pengakuan Jt, seorang supervisor di sebuah SPBU di Tanjungpinang. Dia mengatakan pihaknya masih sering menemukan beberapa mobil yang digunakan untuk melansir solar.

Jt menyebut beberapa mobil yang digunakan yakni Isuzu Panther maupun Daihatsu Taft yang tankinya sudah dimodifikasi hingga dapat memuat ribuan liter solar bersubsidi itu,

"Kalau kami temukan mobil yang tankinya sudah dirombak itu tetap kami usir, Hingga tidak jarang cekcok dengan pemilik yang ditengarai adalah seorang aparat terjadi, bahkan tidak jarang kami juga sering kebobolan sebab mobil yang digunakan selalu berbeda-beda," kata Jt, Selasa (28/8/2012).

Hal yang sama juga dikatakan pengurus SPBU yang merupakan rekan Jt. Pegawai SPBU yang tidak ingin disebutkan namanya itu mengatakan tak jarang para mafia itu mengancam operator SPBU agar mau diisikan solar sesuai dengan keinginannya.

Akibat spekulan BBM bersubsidi di SPBU ini masih gentayangan, membuat sejumlah supir truk pengakut tanah pasir kerap mengakui tidak kebagian solar.

"Kami kerap tidak dapat solar mas, akibat ulah oknum yang bermain solar bersubsidi yang mana kalau dah beli solar mencapai 1 juta rupiah beda dengan tanki truk kami yang normal hanya 400 ribu saja dah penuh," kata Joni, seorang supir truk.

Joni berharap, pihak Kepolisian dapat berjaga kembali di tiap SBPU di Tanjungpinang untuk mencegah kelangkaan BBM jenis solar di masyarakat. Selain itu, Joni juga menyarankan agar pemerintah membuat sanksi yang tegas terhadap pengusaha tambang bauksit yang menggunakan Solar bersubsidi, sebab para pengusaha telah mendapatkan pasokan BBM non subsidi dari pemerintah.

Menanggapi hal ini, Wakil Ketua DPRD Kepri Iskandar Syah mengaku turut prihatin dengan sikap oknum aparat yang seharusnya menjadi pengaman dan pencegah penyalahgunaan BBM bersubsidi namun malah bersikap sebaliknya.

"Saya harap para kepala instansi terkait yang merasa memiliki anggota yang melakukan pelanggaran alangkah baiknya dapat dipanggil dan diberikan peringatan, agar oknum tersebut tidak lagi menjadi aktor terjadinya kelangkaan BBM serta menjadi pelaku bisnis BBM ilegal," katanya.