Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Kasus Pelecehan Seksual di Batam Masih Tinggi Sepanjang 2022
Oleh : Paskalis Rianghepat
Jumat | 02-12-2022 | 16:20 WIB
ilustrasi-kasus-pelecehan1.jpg Honda-Batam
Ilustrasi.

BATAMTODAY.COM, Batam - Memasuki akhir Tahun 2022, jumlah kasus pelecehan seksual terhadap anak di bawah umur di Kota Batam mengalami peningkatan yang cukup signifikan di bandingkan tahun sebelumnya.

Menurut Kepala Seksi Intelejen (Kasi Intel) Kejari Batam, Riki Saputra, sepanjang Januari hingga November 2022, kasus pelecehan seksual terhadap anak yang sampai di Kejaksaan Negeri Batam berjumlah 58 perkara.

"Angka ini naik dibanding tahun lalu, yang hanya mencapai 52 perkara," kata Riki saat ditemui di ruang kerjanya, Jumat (1/12/2022).

Riki menjelaskan, sepanjang Januari-Desember tahun lalu (2021), jumlah perkara pelecehan seksual terhadap anak ada 63 kasus. Sementara di tahun 2022 (Sampai Bulan November) Sudah mencapai 58 perkara.

Riki menyebutkan, kasus pelecehan terhadap anak ini dipastikan naik hingga akhir tahun 2022. Sebab, SPDP perkara kekerasan atau pelecehan seksual terhadap anak sudah banyak yang masuk ke Kejari Batam.

"Untuk tahun ini, kasus tersebut dipastikan akan mengalami peningkatan. Hal itu lantaran Kejari Batam hingga saat ini banyak menerima SPDP kasus pelecehan seksual terhadap anak dari pihak Kepolisian," ujarnya.

Masih kata Riki, kasus pencabulan atau pelecehan seksual dengan mayoritas korban adalah anak-anak itu terjadi karena tersangka dan korban mempunyai hubungan khusus (Bapak dan Anak) atau orang-orang dekat korban.

Selain itu, kata Riki, kasus pelecehan terhadap ini juga banyak terjadi lantaran korban dan tersangka (Pelaku) menjalin hubungan asmara (Pacaran). Dimana perkenalan mereka rata-rata berawal dari media sosial.

"Karena pacaran, pelakunya dewasa, sedangkan anaknya korban. Ada juga kekerasan seksual yang dilakukan orang dekat," tegas Riki.

Di sisi lain, ia mengingatkan para orang tua agar lebih waspada menjaga anak. Selalu lah hadir di kehidupan anak, sehingga pengaruh buruk yang datang dari luar bisa ditepis anak.

"Perlu pengawasan anak, teknologi cukup memberi pengaruh terhadap tumbuh kembang anak," pungkasnya.

Editor: Yudha