Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Gubernur Ansar Terima 'Token of Appreciation' Pecahan Uang Rupiah Emisi 2022
Oleh : Redaksi
Sabtu | 20-08-2022 | 11:48 WIB
Ansar-BI-Lismer.jpg Honda-Batam
Kaskogabwilhan I Mayjen TNI Lismer Lumban Siantar sebagai perwakilan Forkopimda Kepri menerima 'Token of Appreciation' uang Rupiah emisi 2022 dari Kepala Perwakilan Kantor BI Kepri, Musni Hardi K Atmaja disaksikan Gubernur Ansar Ahmad, Kamis (18/8/2022). (Diskominfo Kepri)

BATAMTODAY.COM, Tanjungpinang - Gubernur H Ansar Ahmad bersama Kepala Perwakilan Kantor BI Kepri, Musni Hardi K Atmaja mengikuti prosesi peluncuran Uang Rupiah Kertas Tahun Emisi 2022 melalui video conference dari Gedung Daerah, Tanjungpinang pada Kamis (18/8/2022).

Usai menyaksikan peluncuran itu, Gubernur Ansar sebagai orang nomor satu di Kepri menerima 'Token of Appreciation' semua pecahan uang baru Rupiah emisi 2022 langsung dari Kepala Perwakilan Kantor BI Kepri, Musni Hardi K Atmaja sebagai perwakilan Pemerintah Daerah.

Kemudian secara berturut-turut Musni menyerahkan 'Token of Apreciation' kepada Kaskogabwilhan I Mayjen TNI Lismer Lumban Siantar sebagai perwakilan Forkopimda Kepri dan Kepala BPS Kepri Darwis Sitorus sebagai perwakilan Instansi Vertikal.

Gubernur Ansar menyampaikan, peluncuran uang kertas emisi 2022 ini merupakan momen bersejarah sempena peringatan HUT RI ke-77. Menurutnya, Bank Indonesia sebagai Bank Sentral memiliki fungsi menyediakan uang rupiah dalam jumlah yang cukup dan pecahan yang sesuai sebagai satu-satunya alat pembayaran yang sah di seluruh wilayah NKRI.

"Selain itu, BI bertugas mengatur perputaran uang di seluruh Indonesia. Ini bukan tugas yang mudah, karena urusan fluktuasi moneter harus terus dimonitor dan dievaluasi oleh BI," ujar Gubernur Ansar, demikian dikutip laman Diskominfo Kepri.

Gubernur menambahkan, selain sebagai alat pembayaran yang sah, Rupiah dapat memiliki spektrum yang lebih luas. Ia menyampaikan Rupiah dapat dijadikan alat transformasi antar generasi yang memperkenalkan pahlawan-pahlawan nasional Indonesia dan budaya serta keberagaman dan kekayaan alam Indonesia.

"Apresiasi kepada BI karena tetap menampilkan pahlawan nasional dan kebudayaan Indonesia, juga performance rupiah yang terus dievaluasi dan ditingkatkan seperti emisi 2022 ini. Harapannya dengan teknologi terkini kemungkinan penerbitan uang palsu dapat dihindarkan," ungkapnya.

Gubernur Ansar juga berharap, peluncuran Rupiah kertas emisi 2022 ini dapat menjadi spirit baru agar Rupiah menjadi kebanggaan sebagai dasar kedaulatan bagi masyarakat Indonesia. Ia berharap dengan diluncurkannya Rupiah kertas emisi baru ini dapat berkontribusi mempercepat usaha pemulihan ekonomi pasca pandemi Covid-19.

"Selamat kepada Bank Indonesia, mudah-mudahan bisa menjadi Bank Sentra yang diunggulkan dan dapat mengatur sirkulasi ekonomi melalui moneter dengan sebaik-baiknya. Kita Apresiasi BI Perwakilan Kepri yang telah banyak memberikan kontribusi kepada UMKM Kepri sehingga memperkokoh hubungan sebagai mitra kerja pemerintah daerah," tutup Gubernur Ansar.

Sebelumnya, Kepala Perwakilan Kantor BI Kepri, Musni Hardi K Atmaja, mengatakan untuk mendapatkan yang Rupiah yang berkualitas dan terpercaya, BI terus melakukan evaluasi berkala terhadap uang Rupiah yang beredar di masyarakat. Maka menurutnya, dalam peluncuran Rupiah emisi 2022 ini sebagai dasar penguatan uang Rupiah meliputi 3 aspek, yaitu aspek desain, kehandalan unsur pengaman, dan ketahanan bahan uang.

"Desain uang kertas emisi 2022 juga mempertahankan desain pahlawan nasional Indonesia di bagian depan serta tema keberagaman Indonesia di bagian belakang. Penetapan gambar pahlawan nasional sebagai gambar utama dilakukan dengan mempertimbangkan peran dan latar belakang perjuangan serta keterwakilan daerah asal pahlawan nasional tersebut," ungkapnya.

Musni menyampaikan, Rupiah emisi 2022 dicetak berdasarkan guiding principles 3 M yaitu Mudah dikenali, Menyulitkan pemalsuan, dan Masa edar lebih lama. BI juga terus berupaya sebaik mungkin agar seluruh lapisan masyarakat nyaman bertransaksi dengan Rupiah, termasuk penyandang tuna netra.

"Penyandang tuna netra dapat mengenali uang dengan lebih baik dengan 'blind code' berupa garis tertentu dan selisih panjang uang kertas, juga dapat mengidentifikasi ciri keaslian dengan meraba bagian tertentu pada uang yang kekasarannya berbeda khususnya pada uang nominal besar," kata Musni.

Editor: Gokli