Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

TP-PKK Bentuk Tim Pendampingan Pemantauan Penanganan Stunting se-Kepri
Oleh : Redaksi
Kamis | 11-08-2022 | 11:44 WIB
Tim-Pendampingan.jpg Honda-Batam

PKP Developer

Rapat Evaluasi Laporan Kegiatan Pembinaan 10 Program Pokok PKK dan Pendampingan Pemantauan Penanganan Stunting se-Kepri di Sekretariat TP-PKK, Gedung Daerah, Tanjungpinang, Rabu (10/8/2022). (Diskominfo Kepri)

BATAMTODAY.COM, Tanjungpinang - Ketua TP-PKK Provinsi Kepulauan Riau, Hj. Dewi Kumalasari Ansar, memimpin rapat evaluasi laporan kegiatan pembinaan 10 Program Pokok PKK dan pendampingan pemantauan penanganan stunting se-Kepri di Sekretariat TP-PKK, Gedung Daerah, Tanjungpinang, Rabu (10/8/2022).

Rapat ini merupakan tindak lanjut kegiatan pada Bulan Juli lalu, di mana TP-PKK Kepri membentuk 7 Tim untuk turun langsung ke 7 Kabupaten/Kota se-Kepri dengan tujuan meninjau dan mentoring langsung kegiatan penanganan stunting di 7 Kabupaten/Kota se-Kepri.

Adapun hasil dari laporan perjalanan kegiatan TP-PKK Kepri di 7 Kabupaten/Kota tersebut yang pertama dipaparkan oleh tim Kabupaten Anambas yang disampaikan oleh juru bicara Rinaldi Ilham.

Dalam paparannya, Ilham menyampaikan bahwa saat tim PKK Kepri melakukan mentoring ke Kabupaten Anambas ditemukan beberapa permasalahan yang membuat angka stunting di Kabupaten Anambas naik yaitu pernikahan dini, minimnya konsumsi sayuran untuk balita/anak serta minimnya pengetahuan keluarga tentang pengolahan makanan B2SA (beragam, bergizi, seimbang dan aman).

"Hal-hal ini lah yang membuat angka Stunting di Kabupaten Anambas masih di angka 9,67 persen atau masih ada 307 anak yang masih Stunting di Kabupaten Anambas," kata Rinaldi Ilham, demikian dikutip laman Diskominfo Kepri.

Kemudian, tim Kabupaten Karimun yang diwakili oleh juru bicara Mardianti menyampaikan pada bulan Februari yang lalu terdapat 92 anak Stunting di Kabupaten Karimun namun pada bulan Mei terjadi penurunan yang tadinya 92 anak sekarang menjadi 83 anak, jadi ada 9 anak di Kabupaten Karimun yang telah bebas Stunting untuk kurun waktu 3 bulan.

"Ini menunjukkan pelaksanaan Posyandu di Kabupaten Karimun sudah berjalan dengan baik, namun untuk kedepannya perlu dilakukan langkah-langkah mengintegrasikan semua layanan kesehatan sebagai bentuk perwujudan Posyandu Holistik supaya angka Stunting di Kabupaten Karimun bisa turun lagi," ujar Mardianti.

Selanjutnya, tim Kabupaten Lingga dengan juru bicara Raja Dina Iswanty mengatakan Pemkab Lingga sudah berupaya untuk menurunkan angka stunting di Kabupaen Lingga, dengan membuat SK Bupati terkait Tim Percepatan Pencegahan dan Penanganan Stunting.

Kemudian Penetapan Desa Prioritas Pencegahan dan Penanganan Stunting terintegrasi tahun 2022, Melakukan Validasi data balita Stunting dan up date data (Februari 2022) serta kunjungan dan pendampingan pelaksanaan sosialisasi terkait Stunting ke Posyandu Balita.

"Dengan upaya yang dilakukan oleh Pemkab Lingga tersebut terjadi penurunan angka Stunting di Kabupaten Lingga yang tadinya pada tahun 2021 sebanyak 603 balita Stunting terjadi penurunan 2,9 persen pada tahun 2022 menjadi 580 balita yang masih Stunting," imbuh Raja Dina.

Tim Kota Batam dengan juru bicara Susanty menjelaskan bahwa pada saat tim PKK Kepri meninjau langsung ke Kota Batam ditemukan hambatan yang mencegah penurunan Angka Stunting di Kota Batam yaitu rendahnya pengetahuan orang tua dalam pola asuh anak, kurangnya pemahaman orang tua terhadap kesehatan anak, Kurangnya gizi yang diberikan kepada anak dan tidak adanya pemanfaatan lingkungan perkarangan rumah untuk menanam tumbuhan toga.

"Dengan hambatan-hambatan tersebut TP-PKK PKK Kepri memberikan beberapa solusi kepada kader PKK Kota Batam yaitu dengan kurangnya pola asuh terhadap anak karena ayah dan ibu menikah diusia dini dengan koordinasi bersama Badan Pemberdayaan Perempuan dan Dinas Kesehatan, memberikan edukasi agar orang tua dapat mengikuti pelatihan–pelatihan keterampilan guna menambah pemahaman, optimalisasi konsumsi sayur dan buah serta protein hewani dan menghimbau Kader dan Warga yang terdampak untuk memanfaatkan lahan perkarangan sebagai sumber sayur dan buah serta protein hewani k PTeluarga dengan menanam sayur dan buah sendiri serta memelihara ayam dan atau ikan pada kolam kecil dirumah," jelasnya.

Tim Kabupaten Natuna dengan juru bicara Oktarian menyimpulkan dari hasil kegiatan monitoring yang telah dilakukan oleh tim Kabupaten Natuna beberapa kesimpulan atau hasil temuan di lapangan yang dapat dilaporkan yakni, masyarakat di Natuna pada umumnya menikah muda dan dalam keadaan tertentu ditemukan kasus hamil diluar nikah, Rendahnya pemahaman atau pandangan tentang imunisasi diantaranya memicu demam panas pada anak, selain itu ada juga pengaruh pemahaman agama yang sempit tentang halal haramnya imunisasi sehingga akhirnya tidak mau anaknya diimunisasi, faktor lemahnya tingkat ekonomi dan kurangnya pengetahuan atau kesadaran, sosialiasi tentang pentingnya imunisasi.

"Upaya penanggulangan TP-PKK Kepri yaitu dengan mengadakan kegiatan Edukasi 1000 Hari Pertama Kehidupan yang dilaksanakan pada lokasi khusus penanggulangan stunting dan dilaksanakan edukasi itu pada kelompok kegiatan Bina Keluarga Balita (BKB) yang ada di desa/kelurahan dengan sasaran utama yaitu remaja/calon pengantin, ibu hamil dan ibu yang memiliki anak usia 2 tahun, dengan melibatkan lintas sektor antara lain Dinas Kesehatan, PKK desa/kelurahan dan lainnya serta Sosialisasi Perencanaan Berkeluarga bagi Remaja yang dilaksanakan di Pusat Informasi Konseling Keluarga (PIK-R) dan kelompok kegitan Bina Ketahanan Remaja (BKR) yang ada di Kabupaten Natuna," ujarnya.

Tim Kota Tanjungpinang dengan juru bicara Kemisitia Eva mengatakan PKK Kota Tanjungpinang berupaya melakukan percepatan penurunan stunting di kota Tanjungpinang dengan melakukan kunjungan dan pembinaan (edukasi) ke Posyandu Balita, PAUD dan Posy Remaja, Pemberian Makanan Tambahan berupa Paket PMT untuk Balita Gizi Buruk, Pembinaan Dasa Wisma, pemanfaatan pekarangan tanaman sayuran dan buah, penyebarluasan informasi mengenai stunting di media sosial, pendampingan penyuluhan calon pengantin dan melakukan koordinasi dengan Dinas Kesehatan dan Puskesmas dalam hal percepatan penurunan stunting.

Terakhir, tim Kabupaten Bintan dengan juru bicara Mariani mengatakan ratusan anak di Bintan, Kepulauan Riau terdata mengalami stunting. Total ada 549 anak stunting yang tersebar di tiga kecamatan. Untuk mengatasi masalah Stunting di Kabupaten Bintan TP-PKK Kepri bersama TP-PKK Bintan mengupayakan menurunkan kasus stunting tersebut dari tahun 2022 sampai seterusnya. Untuk menekan stunting itu nantinya dilakukan skrining atau deteksi sejak dini dimulai dari calon pengantin.

Setelah mendengar pemaparan dari 7 Tim tersebut Ketua TP-PKK Kepri Hj. Dewi Kumalasari Ansar memberikan apresiasi yang setinggi-tingginya kepada 7 Tim tersebut yang sudah turun langsung guna memberikan pendampingan kegiatan penanganan stunting di 7 Kabupaten/Kota.

"Mudah-mudahan data yang sudah didapatkan Bapak/Ibu segera dilengkapi, supaya mempermudah dalam membuat program-program penurunan angka Stunting kedepannya di 7 Kabupaten/Kota," kata Dewi Ansar.

Dewi Ansar juga menyampaikan tujuan dari pembentukan tim tersebut yaitu berupaya untuk menekan dan penurunan Angka Stunting di Kepulauan Riau dengan mengetahui permasalahan yang dihadapi oleh para Kader PKK di setiap wilayah di Provinsi Kepri, sehingga dapat dicarikan solusi yang tepat guna dalam Pelaksanaan 10 Program pokok PKK.

"Tujuan yang ingin dicapai dalam percepatan penurunan stunting adalah mewujudkan sumber daya manusia yang sehat, cerdas, dan produktif untuk mendukung agenda pembangunan sumber daya manusia berkualitas yang nantinya bisa menjadi pilar pendukung untuk pencapaian visi Indonesia tahun 2024," ujar Dewi Ansar.

Editor: Gokli