Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Perhatikan Hal Ini Sebelum Anak Terima Vaksin Covid-19
Oleh : Redaksi
Jum\'at | 02-07-2021 | 09:32 WIB
vaksin-anak1.jpg Honda-Batam
Ilustrasi vaksinasi covid-19 untuk anak usia 12-17 tahun. (Detik.com)

BATAMTODAY.COM, Jakarta - Vaksinasi Covid-19 untuk anak dan remaja usia 12-17 tahun telah mulai diberikan sejak Kamis (1/7/2021) kemarin. Sebelum mengikutsertakan anak dalam program vaksinasi Covid-19, ahli mengingatkan agar orang tua memeriksakan kondisi kesehatan anaknya terlebih dahulu.

Pasalnya, menurut pakar imunisasi Elizabeth Jane Soepardi, komorbid atau penyakit bawaan tidak hanya terdapat pada orang dewasa, melainkan juga anak-anak.

Oleh karena itu, ini menjadi salah satu aspek yang harus diperhatikan orang tua ketika hendak mengikutsertakan anaknya dalam program vaksinasi Covid-19.

"Anak yang komorbid juga ada," kata Jane dalam diskusi virtual yang ditayangkan di kanal YouTube MNC Trijaya, Kamis (1/7/2021) sore.

Meski demikian, Jane mengatakan bahwa pada prinsipnya vaksin tetap aman. Hal ini berlaku bagi orang yang sehat maupun ketika disuntikkan kepada orang yang menyandang komorbid.

Dan vaksin, lanjutnya, hanya membentuk antibodi dan tidak memperburuk komorbid seseorang.

"Bagi yang komorbid vaksin tidak akan memperberat penyakitnya," tegas Jane.

Meski demikian, Jane mewanti-wanti agar tidak melakukan vaksinasi ketika komorbid yang dimiliki seorang anak atau orang dewasa sedang kambuh. Sebab, hal itu akan membuat efektivitas vaksinasi berkurang.

Jane meminta agar orang yang menyandang komorbid menangani terlebih dahulu penyakitnya. Ketika keadaan telah sehat, baru melaksanakan vaksinasi.

Dia juga menyarankan agar orang tua membawa anak mereka yang memiliki komorbid ke dokter terlebih dahulu guna mengecek kesehatan.

"Kalau sedang kumat lalu divaksin, maka vaksinasinya bisa kurang efektif. Sayang," ujar Jane.

Tidak hanya itu, dia juga mengingatkan kepada orang tua agar anaknya tidak begadang sebelum divaksin. Sebab, orang yang begadang pada keesokan harinya akan mengalami beberapa hal yang membuat tubuh tidak prima seperti, tekanan darah dan kadar gula naik.

Hal ini juga akan menyebabkan efektivitas vaksin yang disuntikkan berkurang. Jane lantas meminta agar tidur 6-8 jam sebelum mengikuti vaksinasi.

"Seringkali, terutama anak-anak begadang, ini kan sekolah tidak, mereka begadang dengan komputernya dia bisa begadang sampai malam-malam," ujar Jane.

Lebih lanjut, Jane menyebut bahwa vaksinasi Covid-19 bagi anak penting karena sedang menjalani masa pertumbuhan dan perkembangan baik pada tubuh maupun otak.

Menurut Jane, jika seorang anak tidak divaksin dan sakit, hal itu akan berdampak terhadap masa depan mereka.

Dia juga menyebut bahwa vaksinasi terhadap anak-anak sudah mulai dilakukan di beberapa di dunia. Indonesia termasuk dalam 24 pertama dari 194 negara di dunia yang melakukan vaksinasi terhadap anak-anak.

Sebelumnya, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) telah mengeluarkan izin vaksinasi terhadap anak usia 12-17 tahun. Hal ini tertuang dalam Surat Pengajuan RG.01.02.322.06.21.00169/T mengenai Hasil Evaluasi Khasiat dan Keamanan Komite Nasional Penilai Obat kepada Bio Farma pada 27 Juni.

Lembaga tersebut merekomendasikan agar menerima usulan penggunaan vaksin Corona pada anak usia 10-17 tahun dengan dosis 600 SU/0,5 ML.

Sumber: CNN Indonesia
Editor: Yudha