Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

PLN Batam Harus Ganti Rugi Konsumen
Oleh : Ocep
Kamis | 31-05-2012 | 19:07 WIB

BATAM, batamtoday - Perusahaan Listrik Negara (PLN) Batam diminta untuk membayarkan ganti rugi kepada masyarakat atas pemadaman bergilir yang dilakukan.

Ini dinyatakan oleh anggota Badan Perlindungan Konsumen Nasional (BKPN) Gusnarto, disela Konsultasi Publik revisi UU Perlindungan Konsumen di Batam, Kamis (31/5/2012).

Dia menjelaskan, PLN Batam  harus memajang TMP di dalam kantornya, agar masyarakat dalam mengetahui apa yang akan dilakukan apabila mengalami gangguan.

“Kalau melewati TMP yang telah ditentukan, PLN harus membayarkan biaya beban masyarakat sebesar 10 persen,” katanya.

Tidak hanya itu, Gusnarto juga meminta PLN Batam untuk memberikan kompensasi apabila petugas pencatat meteran melakukan kesalahan pencatatan lebih dari dua kali.

“Kompensasinya sama seperti tadi harus membayarkan biaya beban masyarakat sebesar sepuluh persen” jelasnya.

Kepala Bagian Humas PLN Batam, Agus Subekti menyatakan, pihaknya sudah memasangkkan TMP dan dapat dilihat oleh masyarakat umum.

“Kita ada papan TMP di kantor.  Masyarakat juga dapat melihatnya di website kita,” ujarnya.

Agus menjelaskan, kompensasi baru dapat diberikan pihaknya apabila terjadi pemadaman listrik secara berturut selama tiga hari.

“Kalau kriteria tersebut  (pemadaman bergilir) belum terpenuhi. Kompensasi bisa diberikan apabila terjadi pemadaman secara berturut-turut selama 3×24 jam,” paparnya.

Kompensasi yang diberikan pun menurutnya hanya berupa peringanan biaya beban.

Agus menyatakan apabila ada petugas pencatat meteran listrik melakukan kesalahan pihaknya tidak dapat memberikan keringanan biaya beban kepada masyarakat.

“Kalau kesalahannya seperti itu finalnya kita berikan kepada lembaga yang mempekerjakan petugas outsourchingnya,” ujarnya.

Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan, Energi Symber Daya Mineral (Kadsiperindag dan ESDM) Kota Batam, Ahmad Hijazi menyatakan pemadaman bergilir kemungkinan besar akan semakin sering terjadi dengan jeda waktu yang sangat panjang.

“Mulai satu ini akan ada pemeliharaan di sumur gas gresik yang berada di sumatera Selatan. Efeknya nanti akan ada kekurangan daya lagi sebesar 45 Megawatt,” jelasnya.

Dengan adanya kekurangan daya tersebut, menurutnya, akan terjadi pemadaman bergilir dengan waktu yang lebih panjang.

“Biasanya kan cuma tiga jam. Tapi kalau ada pemeliharaan satu Juni nanti di conoco philip, pemadaman akan terjadi selama delapan jam. Karena kekurangan dayanya kalau di totalkan dengan yang saat ini menjadi 85 Megawatt,” jelasnya.

Tidak hanya itu Hijazi juga menyatakan, Kota Batam setiap hari terancam akan terjadi block out (pemadaman total).

Untuk mengatasi hal tersebut, menurutnya Pemerintah Kota Batam sudah mengajukan surat kepada Kementerian Perdagangan agar PLN Batam mendapatkan bantuan untuk menyelesaikan permasalahan pemadaman bergilir ini.

“PLN juga sudah mengirimkan surat. Kita berharap pemerintah pusat dalam hal ini BPH Migas, dapat melakukan hal yang sama pada tahun-tahun lalu yaitu dengan melakukan kerjasama operator lain seperti dengan Petro Cina,” harapnya.

Dengan adanya pemadaman ini, kanjut Hijazi tidak hanya masyarakat yang dirugikan tetapi juga kalangan industri.

“Kalau pemadaman terus terjadi di Batam yang rugi bukan hanya batam saja, tetapi nasional. Karena investasi pasti berkurang. Jadi apa pun resikonya, kita harus dapat memperjuangkannya. Karena gas yang di salurkan ke Singapur itukan punya kita (Indonesia),” ujarnya.