Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Buruh Perempuan Menangis dan Pingsan

Pengeluaran Aset PT Varta Ricuh
Oleh : Gokli/Dodo
Kamis | 31-05-2012 | 14:29 WIB

BATAM, batamtoday - Pengeluaran aset berupa 40 ribu buah barang jenis baterai oleh manajemen PT Varta dari dalam perusahaan di gedung baru lot 310 berlangsung ricuh, Kamis (31/5/2012) sekitar pukul 13.00 WIB. 

Proses pengeluaran barang ini sempat dihadang oleh puluhan buruh perempuan di gerbang perusahaan. Namun, upaya itu tak berhasil karena dikawal ketat oleh aparat Kepolisian, sehingga puluhan buruh perempuan yang merasa kecewa menangis histeris, bahkan ada yang sempat pingsan.

Menurut salah seorang anggota Garda Metal, Enda di lokasi mengatakan barang tersebut dibawa ke luar menggunakan satu unit truk dan dikemas di dalam kotak kayu sebanyak dua unit. Dan perkiraan buruh satu palet berisi 20 ribu buah baterai.

"Kami sempat mengahalau barang tersebut ke luar, namun kami tak berdaya ketika banyak Polisi yang melakukan pengawalan," katanya. 

Setelah buruh mempertanyakan, salah seorang dari Polisi yang tidak diketahui namanya menyebutkan hal tersebut sudah sesuai dengan perjanjian. Spontan saja, parah buruh semakin bingung mendengar kata perjanjian tersebut, yang mana menurut mereka tak pernah melakukan perjanjian kalau saja barang di dalam perusahaan bisa di keluarkan. 

"Begitu kami tanya, Polisi itu bilang sudah sesuai dengan perjanjian. Mendengar kata itu, puluhan rekan saya langsung terkejut ada yang menangis histeris dan ada yang sampai pingsan," terangnya.

Memang, kata Enda sebelumnya dari perangkat serikat ada perkataan bahwasanya barang jadi bisa ke luar dari perusahaan dengan syarat sebanyak 33 mesin produksi yang sebelumnya harus dikembalikan ke perusahaan, tapi nyatanya tak juga jelas. Barang-barang perusahaan sudah dibawa ke luar, sementara mesin produksi belum dipulangkan.

"Kami tak mau pekerjaan kami dikerjakan orang lain. Tujuan kami di sini supaya rekan kami yang delapan orang dipekerjakan kembali. Artinya, kami masih tetap niat mau kerja, bukan semata-mata hanya mogok," tutur Enda.

Sampai saat ini, situasi yang sangat membingungkan menyelimuti puluhan buruh yang melakukan aksi mogok kerja di lot 310. Beberapa orang buruh wanita masih tampak menangis, dan sebagian lagi berusaha tegar membendung air mata bergelinang di matanya. 

"Kami bingung mas, gak tau lagi mau percaya sama siapa. Hanya janji-janji dan janji, kenyataan tak pernah ada. Kami ini sudah menderita malah ditambah lagi dengan keluarnya barang itu, yang kami mau bukan masalah tapi penyelesaian," kata Julen, buruh lainnya.