Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Ekonomi Minus 7 Persen, Australia Resmi Masuk Jurang Resesi
Oleh : Redaksi
Rabu | 02-09-2020 | 11:48 WIB
ilustrasi-resesi112.jpg Honda-Batam
Ilustrasi.

BATAMTODAY.COM, Jakarta - Australia resmi masuk ke jurang resesi pada kuartal II 2020. Ini merupakan resesi ekonomi pertama Australia dalam 30 tahun terakhir.

Mengutip Yahoo Finance, Biro Statistik Australia melaporkan produk domestik bruto (PDB) minus 7 persen pada kuartal II 2020. Sebelumnya, ekonomi Australia minus 0,3 persen pada kuartal I 2020.

Dalam ilmu ekonomi, suatu negara disebut resesi bila ekonominya minus atau terkontraksi dua kuartal berturut-turut. Realisasi pertumbuhan ekonomi kuartal II 2020 Australia ini menjadi yang terburuk dalam 61 tahun terakhir.

"Realisasi ekonomi kuartal II 2020 ini mengalami kontraksi yang signifikan, khususnya dalam konsumsi rumah tangga. Pembatasan (di ruang publik) dilakukan untuk menahan penyebaran virus corona," ujar Kepala Akun Nasional di ABS Michael Smedes, dikutip Rabu (2/9/2020).

Pejabat keuangan Josh Frydenberg mengonfirmasi bahwa Australia mengalami resesi pada kuartal II 2020. Ini berdasarkan data ekonomi dalam dua kuartal berturut-turut sepanjang 2020.

Pejabat Keuangan Bayangan Jim Chalmers mengatakan realisasi ini bukan hal yang mengejutkan karena telah diprediksi sebelumnya. Namun, ini merupakan realisasi terburuk dan akan menghancurkan jutaan warga Australia dan keluarga mereka.

"Angka-angka hari ini akan menjadi yang terburuk yang pernah kami lihat dalam catatan," kata Chalmers.

Ia meminta pemerintah segera membuat rencana untuk memperbaiki perekonomian. Chalmers juga menyarankan pemerintah untuk berhenti menciptakan kebijakan yang mengganggu pemulihan ekonomi.

"Kami menyerukan kepada pemerintah untuk berhenti menciptakan gangguan, berhenti menuding, membuat pengalihan, mengalihkan kesalahan, memotong gaji dan pensiun, dan sebagai gantinya menghasilkan rencana pekerjaan yang komprehensif untuk menangani perekonomian," jelas Chalmers.

Sementara, pemerintah Australia telah memperpanjang penyaluran subsidi upah hingga Maret 2021. Sebelumnya, bantuan itu hanya akan diberikan sampai September 2020.

Selain subsidi upah, pekerja penuh waktu akan menerima maksimum 1.200 dolar Australia. Kemudian, karyawan yang bekerja kurang dari 20 jam dalam seminggu akan menerima bantuan sebesar 750 dolar Australia per dua minggu.

Lalu, pada 2 Januari 2021, pekerja penuh waktu akan menerima bantuan dana maksimal sebesar 1.000 dolar Australia per dua minggu. Sementara, mereka yang bekerja lebih sedikit akan menerima 650 dolar Australia per dua minggu.

Sumber: CNN Indonesia
Editor: Yudha