Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

MPR Sebut UMKM Jadi Pendukung Pertumbuhan Ekonomi Nasional di Tengah Pandemi Covid-19
Oleh : Irawan
Selasa | 01-09-2020 | 08:20 WIB
empat_pilar_UMKM.jpg Honda-Batam
Diskusi Empat Pilar MPR bertema 'Optimalisasi Pemberdayaan UMKM di Tengah Pandemi' (Foto: Istimewa)

BATAMTODAY.COM, Jakarta - Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) menjadi pendukung pertumbuhan ekonomi nasional di tengah pandemi Covid-19. Jumlah UMKM se-Indonesia saat ini mencapai 60 juta lebih se-Indonesia.

Hal itu disampaikan Anggota MPR RI Herman Khaeron dari Fraksi Partai Demokrat dalam Diskusi Empat Pilar MPR RI bertema 'Optimalisasi Pemberdayaan UMKM di Tengah Pandemi' bersama Anggota MPR Hendrawan Supratikno dari F-PDIP, Rektor Universitas Paramadina Firmanzah, serta Sekretaris Kementrian Koperasi dan UKM Ruly Indrawan di Jakarta, Senin (31/8/2020).

Menurut, merupakan pendukung utama pertumbuhan ekonomi Nasional, ini akan menjadi penyemangat penopang pertumbuhan ekonomi kecil bahkan ultra mikro seperti keluarga, seperti halnya petani.

"Dimana terdapat 25 juta KK petani mikro. Sehingga jika bertahan dengan stimulus ekonomi ini, namun pandemi belum bisa diatasi, maka akselerasinya akan kalah dengan negara lain, dimana negara lain akan lebih handal," katanya.

Jika melihat perjalanan bahkan grafik dari mulai 2018, 2019, pertumbuhan ekonomi dan proyeksi kemampuan daya beli masyarakat akan kelihatan sesungguhnya faktor terbesar yang mempengaruhi terhadap penurunan trend penurunan ekonomi itu adalah daya beli.

"Daya beli hanya bisa kita lakukan tentu dengan upaya bagaimana meningkatkan kemampuan usaha di masyarakat yang langsung kepada masyarakat, selain tentu meningkatkan sektor sektor industri besar yang tentu menampung dan membuka lapangan pekerjaan," katanya.

Sedangkan Hendrawan Supratikno optimis stimulus ekonomi melalui UMKM dan Koperasi akan bergerak dan tumbuh dengan baik, mulai kuartal ketiga nanti. Tentunya, jika stimulus tersebut secepatnya dikucurkan.

"Sebab, selama ini UMKM atau ekonomi kerumunan tersebut yang menjadi penyokong utama pertumbuhan ekonomi nasiona," kata Hendrawan.

Bantuan pemerintah ini, bertujuan untuk membantu pelaku usaha kecil dari dampak negatif pandemi Covid-19. Total ada 12 juta UMKM yang menerima bantuan tersebut.

Untuk itu ia berharap realisasi stimulus ekonomi tersebut selain harus dipercepat, juga dipermudah syaratnya untuk meningkatkan daya beli masyarakat sekaligus untuk pertumbuhan ekonomi.

"Sebaiknya sekarang harus kita bantu secara serius, jangan sampai mau dapat bantuan harus punya NPWP dan akhirnya nggak jalan," katanya.

Sementara itu Firmanzah mengatakan UMKM mempunyai peran yang sangat besar dalam pertumbuhan ekonomi. Kontribusi terhadap PDB mencapai lebih dari 60 persen. Sektor ini juga mampu menyerap banyak tenaga kerja.

Firmanzah mengatakan bahwa model perekonomian Indonesia berbeda dengan model perekonomian yang berkembang di Singapura, Malaysia, dan Thailand. Di negara-negara itu, model perekonomiannnya adalah orientasi ekspor.

Untuk optimalisasi UMKM ada beberapa hal yang perlu dilakukan oleh pemerintah, yakni pertama, memberi stimulus. Dana yang sudah dianggarkan harus segera direalisasikan. Kedua, stimulus yang ada harus tepat sasaran. "Jangan sampai salah sasaran," tutur Firmanzah.

Hal senada disampaikan juga Rully Indrawan, Sekretaris Kementerian Koperasi dan UKM. Ia mengatakan UMKM sering dianggap sebagai pahlawan di saat krisis ekonomi. Namun begitu krisis selesai, UMKM dilupakan.

"Padahal di berbagai negara termasuk di negara maju seperti Jepang, Amerika, dan Singapura, sektor ini memiliki kontribusi yang besar dan sangat signifikan," katanya.

Untuk membedakan UMKM di antara negara maju dan berkembang, menurutnya, hanya pada standar dan klasifikasinya. Kalau di Indonesia UMKM standarnya di bawah Rp 50 juta. "Di Jepang batasnya lebih tinggi dari itu," kata Rully.

Editor: Surya